Get me outta here!

Rabu, 01 Februari 2017

Mencoba memanusiakan manusia melalui tiga fitrahnya


Mencoba memanusiakan manusia melalui tiga fitrahnya  

Memahami tiga fitrah manusia untukmencoba memanusiakan manusia






           Yang namanya manusia memang tak pernah mempunyai rasa puas. Jika satu keinginan telah tercapai, maka akan muncul berjuta keinginan yang lainnya, apabila terus menerus di ikuti yang namanya keinginan itu maka sampai kapan pun tak bakalan selesai, terkecuali bila jasad atau raga telah terpisah dengan ruh. Semua keinginan manusia akan berahir di dalam liang lahad. Itu memang sewajarnya terjadi pada manusia karena manusia tercipta di dunia dengan tiga fitrah atau kemampuan. Yang pertama adalah pikiran, hawa nafsu, dan perasaan sebagai penyeimbang.
Yang namanya pemikiran terletak pada otak manusia. Akan tetapi bukan berarti peikiran itu adalah otak. Adalah inti atau ruh dari otak itulah yang disebut dengan pikiran. Atau dalam kata lain, ibarat otak adalah hardwere ( perangkat keras ) maka pikiran itu adalah perangkat lunaknya ( softwerenya ). Keduanya sama sama penting. Tak bisa otak bersdiri sendiri dan pikiran berada bukan pada otak, itulah wujud keadilan Tuhan yang jarang kita memperhatikannya.
            Hawa nafsu adalah keinginan memuaskan diri, baik dengan hal yang senang ataupun hal yang istimewa dan sempurna. Hawa nafsu inilah yang menjadi masalah bagi manusia, diartikan masalah karena jika tidak ada hawa nafsu, manusia akan hidup biasa saja selayaknya para malaikat yang tercipta tanpa dilengkapi hawa nafsu. Tak ada fariasi dalam kehidupannya. Jika layaknya malaikat disuruh sujud ya, akan sujud terus hingga perintah itu berahir, lain halnya dengan manusia, diperintahkan untuk bersujud namun banyak yang mengingkari, mendustai, dan tak menjalani, itulah letak hawa nafsu manusia yang rasanya harus dan wajib dipenuhi.
            Untuk mengendalikan hawa nafsu yang ada pada diri manusia Alloh menyertakan Perasaan yang bertempat di hati sebagai penyeimbang. Penyeimbang sangat berperan penting dalam segalanya. Dikatakan dalam tubuh manusia ada segumpal darah yang apabila darah itu baik, maka baiuklah semuanya, dan apabila segumpal darah itu buruk , maka buruklah semuanya. Ketahuilah, segumpal darh itu adalah “ hati “. Sebagai penyeimbang, hati atau perasaan itu mempunyai peran yang sangat besar.
            Kembali kepada pikiran, sebagai hal yang membedakan antara manusia dengan mahluk yang lainnya, adalah adanya pikiran. Meskipun hewan mempunyai otak namun hewan tak dianugrahi pikiran melainkan hanya sebatas instink saja. Hal itu dapat dilihat dari pola kehidupan hewan, sejak tahun dulu sampai tahun yang akan datang, yang namanya ayam mencari makan hanya menggunakan ceker dan paruhnya saja. Berarti, manusia yang tak memiliki perubahan dalam hidunya sama halnya dengan hewan?? Tidak juga. Lain halnya dengan manusia secara umum, dari abad ke abad dari tahun ke tahun, manusia selalu mengalami perkembangan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan. Itu terjadi karena pola pemikiran manusia yang selalu bekerja untuk memenuhi rasa keingintahuannya yang tak akan pernah ada puasnya.
            Adapun ilmu yang digunakan untuk mendayagunakan fitrah manusia ang tiga tadi adalah untuk pemikiran manusia telah ada yang namanya ilmu FILSAFAT yang sejarahnya teramat panjang dari generasi ke generasi. Selanjutnya untuk mendayagunakan hawa nafsu manusia ada suatu cabang ilmu yang mempelajarinya adalah AKHLAK yang senantiasa memberi batasan batasan antara yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang bathil. Yang terahir untuk mengolah perasaan manusia ada ilmu yang mempelajarinya dalah ilmu TASAWUF yang senantiasa melakukan hal hal berdasarkan kemurnian dan kesucian hati.
            Manusia yuang hebat, manusia yang luar biasa adalah mereka yang bisa menggunakan kemampuan pikirannya sejauh mana mereka bisa,  selain mempunyai pemikiran yang terus di asah terus menerus, manusia hebat juga mereka yang sanggup mengendalikan hawa nafsunya dengan perasaan yang mereka miliki. Namun yang menjadi benang merah adalah Manusia yang hebat adalah yang bisa adil dalam memanfaatkan ketiga hakikat yang telah diabugrahkan kepada manusia itu sendiri, yaitu pikiran, nafsu, dan perasaan.
 
By : Faiz Ahsan R









1 komentar: