Sabtu, 06 Mei 2017
Hari terahir untuk aksi turba
kami. Kali ini kami terdampar di sebuah tempat yang tidak seperti biasanya.
Untuk urusan medan, tempat kita kali ini menempati urutan pertama medan
tersulit untuk dijangkau. Tanjakan tanpa henti telah mengahadang di depan kami
meronta untuk segera ditaklukan. Apa mau
dikata, kami memang memiliki kondisi fisik bersekolah di Madrasah yang bisa
dikatakan di kampung, desa, pelosok. Namun, mindset, pola pikir, serta kemauan
kita untuk maju tak akan kampungan, ndeso, dan terplosok. Dan inilah bukti
kegiatan kami yang berada di kampung dan kami harap tidak kampungan. Ya, tempat
kita kali ini berada di puncak bukit tinggi, sebut saja daerah itu adalah
Legok. Kami akan bersosialasasi nyata di TK Muslimat NU 133 grumbul Legok, desa
Kaliwedi.
Butuh waktu yang cukup lama, dan
butuh keberanian yang lebih untuk menjangkau tempat ini. Kami menempuh
perjalanan sekitar 15 menit dari kediaman kami dengan mengendarai sepeda bermotor.
Dan ahirnya sampailah kami di TKP tepat pukul 08.30 wib. Kami langsung disambut
dengan kekepoan mendalam oleh orangtua walimurid yang sedang menunggu
anak-anaknya di depan gedung TK yang tak terlalu megah dan tak terlalu reot
ini. Mungkin dalam hati mereka bertanya-tanya “ini siapa dan mau ngapain”.
Tak butuh waktu lama menunggu,
kedua cekgu disana langsung peka terhadap keadaan. Kedatangan kami tak perlu
disambut dengan menganggur lama, tetapi seperti sudah menandatangani kontrak
dengan kami. Mereka langsung memberikan kelas itu kepada kami seutuhnya.
Kamipun tak perlu ambil pusing, dan tak perlu berfikir panjang. Karena
keterbiasaan selama tiga hari lalu, sepertinya yang ada dalam fikiran kami
telah berada dalam satu garis yang sama. Ya, dua diantara kami langsung memulai
berkenalan, berbasa basi, berinteraksi dengan sangat menarik. Dan aku keman?
Menyiapkan perform kedua unyil itu, upin dan ipin, selebihnya kusiapkan
perlengkapan dan kesiapan nonton bareng kita yang harusnya jadi momen paling
istimewa dari pertemuan kita hari ini.
Semuanya lagi lagi berjalan
dengan baik, sesuai rencana, bahkan diluar dugaan kita. Lebih menyenangkan dari
yang kita gambarkan, tidak terlalu fanatis, tidak terlalu stagnan, lancar
terkendali dan sesuai dengan harapan yang sebelumnya belum tergambarkan. Inilah
petualangan kami hari ini di TK Muslimat NU 133 Legok, Kaliwedi. Sungguh
menyenangkan, greget, antusias, asik, tak sepaneng.
Anak-anak antusias, ambisi dan
bahagia saat diajak menebak buah dan diajak bermain bola. Tertawa geli saat
menyaksikan aksi pantomim dari kedua unyil kami yang memang salah satunya
berasal dari sini, alumni dan tamatan TK ini. Tak banyak komentar dan tak
banyak merajuk saat kami jejali mereka dengan film pendek dan serangkaian
kegiatan yang ada di madrasah kami melalui LCD proyektor bermerk BEN-O itu. Dan
terhir mereka semakin bergairah saat kuajak bermain kata-kata, mengasah
kecerdasan linguistik dengan story telling. Ah, kadang tertawa lebar,
penasaran, takut, hening tak terperi, dan tertawa lagi. Inilah sisi estetika
dari sebuah cerita yang diindah indahkan, hanya mengisahkan seorang anak yang
mencari hadiah ulang tahun untuk ibunya saja mereka rela mendengarkan dan tak
mengedipkan mata. Inilah sebuah power dari seni bercerita, memang harusnya menyenangkan
bagi yang telah menikmatinya.
Di pertemuan kita kali ini
rasanya tak perlu di indah-indahkan karena memenag bahkan lebih dari indah, dan
tak perlu dilukisakan dengan kata-kata. Karena apalah arti sebuah kata-kata
jika tak bermakna, apalah arti sebuah tindakan dan perbuatan tanpa arti sebuah
keikhlasan. Apa yang kami lakukan selam empat hari ini semata-mata bukan untuk
mencari siswa. Karena kami tahu, kemanapun nantinya mereka bersekolah itu
adalah pilihan. Dan tugas kami disini adalah memantapkan salah satu pilihan
itu. Bukan, itu bukan tujuan utama kami. Lebih dari itu, kami hanya berharap
bisa mendapatkan pengalaman baru, mendapatkan ilmu yang baru, dan mendapatkan
cerita untuk hari tua.
Ahirnya harus kami ahiri
pertemuan dengan pembagian hadiah, berdoa, dan berpamitan, serta tak lupa, foto
bersama. Dan pada sesi foto kali ini kami baru tersadar, kenapa dari kemarin
kita tidak foto bersama sih. Aku menyela, untuk sebuah pencitraan kan? Sudahlah,
bukankah tak semua mement harus diabadikan dengan foto. Harusnya ada moment
spesial yang tak harus diabadikan dalam foto. Tak harus semuanya kita
perlihatkan kepada mereka, bahkan lebih romantis jika itu kita abadikan dalam
ingatan kita masing-masing. Berbagi pengalaman lama dengan para cekgu menjadi
sesi pembelajaran tak terbantahkan. Kami kaum anak bau kencur tau apa tentang
sejarah disini, tau apa tentang perjaungan mereka yang telah mendahului kami.
Dan kali ini kami mendapatkan cerita itu secara Cuma-Cuma, bahkan dengan
disuguhi pisang goreng, boled goreng dan gembili rebus. Bukankah ini jenis
perkuliahan yang paling menyenangkan dalam semester ini kawan. Berjibaku dalam
diaog interaktif membuat kami lupa waktu, jam sudah menunjukan pukul 11.00 wib,
waktunya kami undur diri.
Sebelum kami benar benar meninggalkan
tempat ini, aku sedikit tertarik dengan salah satu pajangan yang tertempel di
dinding itu. Aku tanyakan, itu apa dan dari apa, bagaimana membuatnya. Oh,
ternyata itu adalah finger painting. Dengan senang hati cekgu ini menjelaskan
laksana dosen PGPAUD yang sedang memberikan pengarahan kepada mahasiswanya yang
belum lulus lulus juga. Secara detail dan jelas beliau menjelaskan cara
pembuatan, bahan, dan tekniknya. Dengan senang hati pula kami mendengarnya.
Karena memang tak sempat menuliskannya dalam sebuah catatan, maka cukup catat
di dalam ingatan saja. Lem fox (lem kayu, bukan lem yang buat mabok/nembel
band, sunlight, pewarna makanan, dan semuanya menggunakan tangan, namanya juga
finger painting). Sudah, tak perlu diperpanjang lagi. Inilah wujud jejak
perjalanan kami selama empat hari. Selama siswa-siswi kami yang kelas 6 sedang
melangsungkan Ujian Madrasah, kami juga melakukan ujian hidup. Dengan
menyambangi lembaga pendidikan anak usia dini di sekitar kami, bersilaturahmi.
Tak ada niatan lain yang lebih dari itu semua, Semoga tuhan memberkati kita
semua, amin.
0 komentar:
Posting Komentar