Dari gambar ini setidaknya kita bisa memetik satu pelajaran
penting. Karena dari sinilah dapat kita lihat salah satu wujud gambaran betapa
besar pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembang anak. Bagi anak-anak,
semestinya tarawih adalah situasi paling menyenangkan untuk bermain mercon,
petak umpet, jonjang, dan semua jenis permainan. Malam yang sangat mengasyikan didukung dengan suasana hingar
bingar bulan suci Ramadhan yang katanya setan pada dibanda, ramai orang hilir
mudik di malam hari, cahaya berpendar dari lampu teras rumah yang dibuat lebih
terang dari malam biasanya.
Tetapi istilah lain ladang lain belalang sepertinya masih berlaku. Anak-anak yang dulu bebas bermain sesuka hati saat sholat tarawih. Berlari, berteriak ,meloncat, memanjat tiang, dan semua yang mengasikan menurut mereka. Lalu mendatangkan seseorang dewasa yang geram dengan ulah mereka, kemudian orang dewasa itu melontarkan kata kata yang tak mereka pahami, menjelaskan sebuah penjelasan yang tak mereka butuhkan.
Tetapi istilah lain ladang lain belalang sepertinya masih berlaku. Anak-anak yang dulu bebas bermain sesuka hati saat sholat tarawih. Berlari, berteriak ,meloncat, memanjat tiang, dan semua yang mengasikan menurut mereka. Lalu mendatangkan seseorang dewasa yang geram dengan ulah mereka, kemudian orang dewasa itu melontarkan kata kata yang tak mereka pahami, menjelaskan sebuah penjelasan yang tak mereka butuhkan.
Hal yang demikian itu memang berlaku disini, dulu saat mbah
tohir masih menjadi bilal sholat tarawih. Tetapi zaman terus berubah, air terus
mengalir dari hulu menuju hilir. Perkembangan terus terjadi, pendidikan
penduduk semakin meningkat. Pengaruhnya adalah pada sistem yang berlaku di sini
saat ini. Sekarang jika kita ingin melihat anak-anak yang bermain saat sholat
tarawih, kita hanya bisa menemui anak-anak balita yang itupun juga disambi
mamaknya ikut traweh. Sedangkan anak-anak usia tanggung dan remaja dan sedikit
dewasa, mereka sedang melaksanakan sholat taraweh berjamaah. Dimana muadzin,
bilal, Imam, dan pengkultum berasal dari mereka.
Namun jika dilihat dari gambar yang kami sajikan sepertinya
kurang proporsional. Tatanan yang terlihat seperti berantakan dan tak
beraturan. Tapi sesungguhnya inilah aturan mainnya kawan. Anak yang kecil akan
enggan bermain jika disebelahnya adalah anak yang besar. Maka sesungguhnya
susunan yang seperti inilah yang akan mengurangi angka penyelewengan anak saat
sholat berlangsung. Sisipkan anak yang sedikit dewasa ditengah anak yang kurang
dewasa. Maka keinginan mereka untuk saling menggoda akan semakin tertekan.
Strategi semacam ini jarang dilakukan, karena memang untuk
menjalankannya butuh banyak hal. Butuh lingkungan yang mendukung, tempat yang
lebih, pemahaman yang mendalam, tenaga yang cukup, serta sumber daya manusia
yang memadai. Semua saling berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Satu
yang terpenting adalah lingkungan.
Sebenarnya ini menyempitkan hak anak dalam menikmati dunianya
untuk bermain, bermain, dan terus bermain. Atau memberi pelajaran melalui
pembiasaan dan lingkungan tanpa perlu memberi penjelasan? Disinilah hal yang
semacam itu berlaku. Lain ladang lain belalang, lain tempat lain kebudayaan,
disinilah ladang kami, Ngasinan islamic country.
0 komentar:
Posting Komentar