Dalam rangka memperingati harlah
mimanusaka yang ke 52, siswa siwi kelas 3 sampai kelas 6 mimanusaka mengadakan
kegiatan BBM. Nah, buat yang kepo apa itu BBM mari simak tulisan ini sampai
selesai.
![]() |
Pagi hari, siswa siswi mimanusaka
sudah mulai berdatangan. Hari ini ada yang sedikit berbeda. Mereka sudah
berkelompok dan membawa barang barang yang tak seharusnya dibawa ke madrasah.
Layaknya membawa senjata, mereka sudah siap sekali bertempur di medan
pertarungan. Bukan tembak, senapan, atau meriam. Melainkan sapu, pel, ikrak,
sapu sawang, lap kaca, sulak, gebugan kasur, dan sebagainya. Ya, dari alat alat
yang dibawa, pasti sudah bisa ditebak apa yang akan mereka lakukan. Tak salah
lagi, mereka akan melakukan gerakan bersih bersih. Eh, tapi kok sejak tadi
belum ada yang mulai membersihkan kaca, lantai,atau halaman ya. Oh, pantaslah,
mereka bukan mau membersihkan madrasahnya. Hari ini adalah kegiatan BBM seperti
yang sudah diatur dan disampaikan teknis pelaksanaannya hari kemarin setelah
selesai dongeng.
Tepat sekali, gerakan BBM ini
bukanlah BBM yang sering pak guru pakai untuk berkomunikasi di media sosial.
Bukan juga BBM yang pak guru gunakan untuk mengisi thank motor supaya bisa
jalan. Tetapi BBM ini adalah gerakan Bersih Bersih Mushola. Gerakan BBM ini
dilakukan oleh siswa siswi mimanusaka sebagai bentuk bhakti sosial, tentunya
juga masih dalam rangka perayaan hari lahirnya yang ke 52. Dalam gerakan bersih
bersih mushola kali ini, siswa dibagi menjadi enam kelompok. Nantinya enam
kelompok ini akan diterjunkan ke enam mushola yang ada di sekitar madrasah.
Mulai dari mushola di gerumbul legok, resabaya, ngasinan lor, kaliwedi lor,
ngerak, dan sampai menyebrang ke gerumbul mbanyon di desa sebelah. Nah,
pemiihan tempat ini tidak hanya asal memilih mushola. Namun juga pertimbangan
mushola yang disekitarnya banyak wali muridnya. Ini sebenarnya juga untuk menarik
perhatian para wali murid.
Pukul 08.30 siswa siswi
diberangkatkan menuju lokasi masing masing bersama kelompoknya dan didampingi
satu atau dua bapak ibu guru yang sudah dibagi juga.Dengan penuh semangat dan
ambisi, mereka berjalan kaki menyusuri jalan yang mulai terik. Dengan pedenya
mereka membawa alat alat tempur berupa sapu, pel, dan sebagainya. Tak jarang
ada bapak bapak atau ibu ibu yang sedang berada ditepi jalan bertanya. “arep
pada mingendi kuwe nggawani sapu”. Seperti kesepakatan sebelumnya, jika ada
yang ditanya dijalan, maka jawablah dengan sopan dan dengan bahasa jawa krama.
“ badhe bersih bersih pak, badhe teng mushola bu” begitulah jawab siswa siswi
itu. Setelah menenmouh perjalanan yang lumayan jauh, ahirnya sampailah di
mushola masing masing. Istirahat sejenak, lalu minta izin kepada pak kyai
mushola tersebut. Sekalian kode kode gitu dech, biar mereka peka. Hehehe..
enggak, itu hanya asumsi saya saja.
Dengan semangat, mereka mulai
menjalankan tugas berdasarkan intruksi dari bapak atau ibu guru yang
mendampinginya. Ada yang mulai membersihkan lantai, kaca jendela, tempat wudhu,
ada yang mencabut rumput, dan tentunya ada yang sukanya usil mengganggu teman
temannya yang sedang bekerja. Itulah karakter anak anak. Tidak semuanya mau
diatur, tidak semuanya menaati perintah. Yasudahlah, akhirnya bapak atau ibu
guru yang melakukannya. Memberikan contoh untuk siswa siswinya. Katanya kan
guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Waktu berjalan dengan lambat,
sudah mulai banyak yang mengeluh kecapean. Tetapi lagi lagi pak guru dan bu
guru mengingatkan kesepakatan saat masih berada di madrasah. Minimal kita
melakukan bersih bersih itu selama satu jam, ini kan baru 30 menit. Ahirnya
dengan sedikit terpakasa mereka melakukan kegiatannya. Membersihkan tempat
wudu, main air, menguras bak, itu jadi lebih menyenangkan bagi mereka. Dan
sampai ahirnya waktu yang telah ditentukan telah berlalu. Saat istirahat,
ternyata sudah disediakan minuman dan makanan oleh warga setempat. Ini juga
merupakan kesenangan bagi anak anak. Setelah bekerja, mereka mendapatkan
sesuatu. Ini sebenarnya juga pelajaran.
![]() |
| Mencuci sajadah, mukena, sekaligus membersihkan tempat wudlu |
Setelah semua kegiatan bebersih
selesai, makan minum juga sudah selesai. Sekarang saatnya memberikan kenang
kenangan kepada pak imam mushola atau yang mewakilinya. Kenang kenangan ini
memang sudah disediakan dari madrasah. Dengan bangga mereka malah justru
berebut untuk memberikan kenang kenangan itu. Ahirnya yang menyerahkan ya semuanya
saja, setelah itu bersalaman dan berfoto bersama. Lalu pamitan dan sayonara,
pulang ke rumah masing masing.
Begitulah laporan saya dari TKP
kegiatan BBM yang dilakukan oleh siwa siswi mimanusaka dalam rangka harlah yang
ke lima puluh dua. Semoga bermanfaat. Sebelum saya ahiri laporan ini
perkenankan saya menyampaikan sedikit pembahasan atau penjelasan tentang tujuan
dan manfaat dari kegitan BBM ini. Berikut penjelasannya.
Kegiatan bersih bersih mushola
bukan semata mata untuk membersihkan mushola agar terlihat bersih. Bukan pula
untuk menarik perhatian warga masyarakat sekitar mushola dengan kegiatan yang
mencolok. Namun maksud dan tujuan dari kegiatan bersih bersih mushola ini lebih
dari itu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang arti
keimanan dari sisi yang lebih konkret. Bagaimana tidak, sering sekali siswa
siswi mendengar maqolah dan melihatnya tertulis di berbagai temapat. Maqolah
yang mengatakan seperti ini nih, annadzofatu minal iman, kebersihan sebagian
dari iman. Mereka sering banget mendengar dan melihat, namun untuk
mempraktekannya bodo amat. Maka dengan kegiatan ini setidaknya memberikan
sedikit kesan tentang arti sebuah kebersihan. Kenapa harus mushola bukan kebun,
sekolah, jalan, atau yang lainnya. Ya, salah satu syarat sahnya sholat adalah
bersih badan, pakain, dan papan. Dan mushola inilah yang menjadi papan atau
tempat melaksanakan sholat, maka harus bersih dari najis dan kotoran. Namun
lagi lagi hal ini akan terlihat sia sia
jika tidak dilanjutkan dengan penanaman nilai kebersihan di lain kesempatan.
Seperti membuang sampah di tempatnya, mengambil sampah yang terlanjur dibuang
bukan pada tempatnya, serta mencontohkan membersihkan tempat yang terlihat
kotor. Pola hidup bersih itu dimulai dari dipaksa, bisa, dan terbiasa. Kalau
tidak dipaksa maka tidak akan bisa, kalau tidak bisa maka tidak akan terbiasa.
![]() |
| Pemberian kenang-kenangan dari siswa kepada imam mushola |
Kemudian tujuan yang kedua dari
kegiatan bersih bersih mushola adalah menanmkan nilai keikhlasan dan tanggung
jawab pada diri siswa siswi kita. Rasa keikhlasan adalah kita diharapkan ikhlas
dalam menjalankan kebersihan, kenapa? Karena kebersihan ini adalah tanggung
jawab kita. Kalau bukan kita yang membersihkan, lalu siapa yang akan
membersihkan. Dan nantinya juga tanggung jawab kebersihan akan menjadi tanggung
jawab mereka di hari selanjutnya. Ikhlas dan tanggung jawab adalah nilai yang
diharapkan akan tertanam pada diri siswa siswi kita. Karena jika kita lihat
fenomena kehidupan sekarang, rasa tanggung jawab dan keikhlasan sudah semakin
melambung tinggi harganya. Mahal, semahal kejujuran. Kebanyakan yang sering
kita jumpai adalah bodo amat, dan acuh terhadap tanggung jawab kebersihan
bersama. Keikhlasan sudah mulai luntur. Semua diperhitungkan dengan tolak ukur
mata uang. Maka dari itulah kegiatan ini dilakukan sebagai wujud bhakti sosial.
Meningkatkan kepedulian sosial, meninggikan kepentingan bersama di atas
kepentingan personal. Kegaiatan BBM seharusnya tidak dilakukan hanya dalam
rangka harlah saja, tetapi juga di hari hari biasa. Setidaknya dengan kegiatan
ini lebih baik, daripada tidak sama sekali.
Senin, 13 Februari 2017




0 komentar:
Posting Komentar