Get me outta here!

Selasa, 21 Februari 2017

Gerakan BBM untuk Mengajarkan Nilai Tanggung Jawab dan Keikhlasan



Dalam rangka memperingati harlah mimanusaka yang ke 52, siswa siwi kelas 3 sampai kelas 6 mimanusaka mengadakan kegiatan BBM. Nah, buat yang kepo apa itu BBM mari simak tulisan ini sampai selesai.


Pagi hari, siswa siswi mimanusaka sudah mulai berdatangan. Hari ini ada yang sedikit berbeda. Mereka sudah berkelompok dan membawa barang barang yang tak seharusnya dibawa ke madrasah. Layaknya membawa senjata, mereka sudah siap sekali bertempur di medan pertarungan. Bukan tembak, senapan, atau meriam. Melainkan sapu, pel, ikrak, sapu sawang, lap kaca, sulak, gebugan kasur, dan sebagainya. Ya, dari alat alat yang dibawa, pasti sudah bisa ditebak apa yang akan mereka lakukan. Tak salah lagi, mereka akan melakukan gerakan bersih bersih. Eh, tapi kok sejak tadi belum ada yang mulai membersihkan kaca, lantai,atau halaman ya. Oh, pantaslah, mereka bukan mau membersihkan madrasahnya. Hari ini adalah kegiatan BBM seperti yang sudah diatur dan disampaikan teknis pelaksanaannya hari kemarin setelah selesai dongeng.

Tepat sekali, gerakan BBM ini bukanlah BBM yang sering pak guru pakai untuk berkomunikasi di media sosial. Bukan juga BBM yang pak guru gunakan untuk mengisi thank motor supaya bisa jalan. Tetapi BBM ini adalah gerakan Bersih Bersih Mushola. Gerakan BBM ini dilakukan oleh siswa siswi mimanusaka sebagai bentuk bhakti sosial, tentunya juga masih dalam rangka perayaan hari lahirnya yang ke 52. Dalam gerakan bersih bersih mushola kali ini, siswa dibagi menjadi enam kelompok. Nantinya enam kelompok ini akan diterjunkan ke enam mushola yang ada di sekitar madrasah. Mulai dari mushola di gerumbul legok, resabaya, ngasinan lor, kaliwedi lor, ngerak, dan sampai menyebrang ke gerumbul mbanyon di desa sebelah. Nah, pemiihan tempat ini tidak hanya asal memilih mushola. Namun juga pertimbangan mushola yang disekitarnya banyak wali muridnya. Ini sebenarnya juga untuk menarik perhatian para wali murid.

Pukul 08.30 siswa siswi diberangkatkan menuju lokasi masing masing bersama kelompoknya dan didampingi satu atau dua bapak ibu guru yang sudah dibagi juga.Dengan penuh semangat dan ambisi, mereka berjalan kaki menyusuri jalan yang mulai terik. Dengan pedenya mereka membawa alat alat tempur berupa sapu, pel, dan sebagainya. Tak jarang ada bapak bapak atau ibu ibu yang sedang berada ditepi jalan bertanya. “arep pada mingendi kuwe nggawani sapu”. Seperti kesepakatan sebelumnya, jika ada yang ditanya dijalan, maka jawablah dengan sopan dan dengan bahasa jawa krama. “ badhe bersih bersih pak, badhe teng mushola bu” begitulah jawab siswa siswi itu. Setelah menenmouh perjalanan yang lumayan jauh, ahirnya sampailah di mushola masing masing. Istirahat sejenak, lalu minta izin kepada pak kyai mushola tersebut. Sekalian kode kode gitu dech, biar mereka peka. Hehehe.. enggak, itu hanya asumsi saya saja.

Dengan semangat, mereka mulai menjalankan tugas berdasarkan intruksi dari bapak atau ibu guru yang mendampinginya. Ada yang mulai membersihkan lantai, kaca jendela, tempat wudhu, ada yang mencabut rumput, dan tentunya ada yang sukanya usil mengganggu teman temannya yang sedang bekerja. Itulah karakter anak anak. Tidak semuanya mau diatur, tidak semuanya menaati perintah. Yasudahlah, akhirnya bapak atau ibu guru yang melakukannya. Memberikan contoh untuk siswa siswinya. Katanya kan guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Waktu berjalan dengan lambat, sudah mulai banyak yang mengeluh kecapean. Tetapi lagi lagi pak guru dan bu guru mengingatkan kesepakatan saat masih berada di madrasah. Minimal kita melakukan bersih bersih itu selama satu jam, ini kan baru 30 menit. Ahirnya dengan sedikit terpakasa mereka melakukan kegiatannya. Membersihkan tempat wudu, main air, menguras bak, itu jadi lebih menyenangkan bagi mereka. Dan sampai ahirnya waktu yang telah ditentukan telah berlalu. Saat istirahat, ternyata sudah disediakan minuman dan makanan oleh warga setempat. Ini juga merupakan kesenangan bagi anak anak. Setelah bekerja, mereka mendapatkan sesuatu. Ini sebenarnya juga pelajaran.

Mencuci sajadah, mukena, sekaligus membersihkan tempat wudlu
Setelah semua kegiatan bebersih selesai, makan minum juga sudah selesai. Sekarang saatnya memberikan kenang kenangan kepada pak imam mushola atau yang mewakilinya. Kenang kenangan ini memang sudah disediakan dari madrasah. Dengan bangga mereka malah justru berebut untuk memberikan kenang kenangan itu. Ahirnya yang menyerahkan ya semuanya saja, setelah itu bersalaman dan berfoto bersama. Lalu pamitan dan sayonara, pulang ke rumah masing masing. 

Begitulah laporan saya dari TKP kegiatan BBM yang dilakukan oleh siwa siswi mimanusaka dalam rangka harlah yang ke lima puluh dua. Semoga bermanfaat. Sebelum saya ahiri laporan ini perkenankan saya menyampaikan sedikit pembahasan atau penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari kegitan BBM ini. Berikut penjelasannya.

Kegiatan bersih bersih mushola bukan semata mata untuk membersihkan mushola agar terlihat bersih. Bukan pula untuk menarik perhatian warga masyarakat sekitar mushola dengan kegiatan yang mencolok. Namun maksud dan tujuan dari kegiatan bersih bersih mushola ini lebih dari itu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang arti keimanan dari sisi yang lebih konkret. Bagaimana tidak, sering sekali siswa siswi mendengar maqolah dan melihatnya tertulis di berbagai temapat. Maqolah yang mengatakan seperti ini nih, annadzofatu minal iman, kebersihan sebagian dari iman. Mereka sering banget mendengar dan melihat, namun untuk mempraktekannya bodo amat. Maka dengan kegiatan ini setidaknya memberikan sedikit kesan tentang arti sebuah kebersihan. Kenapa harus mushola bukan kebun, sekolah, jalan, atau yang lainnya. Ya, salah satu syarat sahnya sholat adalah bersih badan, pakain, dan papan. Dan mushola inilah yang menjadi papan atau tempat melaksanakan sholat, maka harus bersih dari najis dan kotoran. Namun lagi lagi hal ini akan terlihat  sia sia jika tidak dilanjutkan dengan penanaman nilai kebersihan di lain kesempatan. Seperti membuang sampah di tempatnya, mengambil sampah yang terlanjur dibuang bukan pada tempatnya, serta mencontohkan membersihkan tempat yang terlihat kotor. Pola hidup bersih itu dimulai dari dipaksa, bisa, dan terbiasa. Kalau tidak dipaksa maka tidak akan bisa, kalau tidak bisa maka tidak akan terbiasa.

Pemberian kenang-kenangan dari siswa kepada imam mushola
Kemudian tujuan yang kedua dari kegiatan bersih bersih mushola adalah menanmkan nilai keikhlasan dan tanggung jawab pada diri siswa siswi kita. Rasa keikhlasan adalah kita diharapkan ikhlas dalam menjalankan kebersihan, kenapa? Karena kebersihan ini adalah tanggung jawab kita. Kalau bukan kita yang membersihkan, lalu siapa yang akan membersihkan. Dan nantinya juga tanggung jawab kebersihan akan menjadi tanggung jawab mereka di hari selanjutnya. Ikhlas dan tanggung jawab adalah nilai yang diharapkan akan tertanam pada diri siswa siswi kita. Karena jika kita lihat fenomena kehidupan sekarang, rasa tanggung jawab dan keikhlasan sudah semakin melambung tinggi harganya. Mahal, semahal kejujuran. Kebanyakan yang sering kita jumpai adalah bodo amat, dan acuh terhadap tanggung jawab kebersihan bersama. Keikhlasan sudah mulai luntur. Semua diperhitungkan dengan tolak ukur mata uang. Maka dari itulah kegiatan ini dilakukan sebagai wujud bhakti sosial. Meningkatkan kepedulian sosial, meninggikan kepentingan bersama di atas kepentingan personal. Kegaiatan BBM seharusnya tidak dilakukan hanya dalam rangka harlah saja, tetapi juga di hari hari biasa. Setidaknya dengan kegiatan ini lebih baik, daripada tidak sama sekali.


Senin, 13 Februari 2017

0 komentar:

Posting Komentar