Get me outta here!

Minggu, 05 Februari 2017

Menganalisis Penyakit Berbahaya

   Karena kemarin aku masih asik membicarakan tentang penyakit. Maka kali ini aku akan tetap berjibaku dengan penyakit. Jika kemarin ku tuliskan tentang penyakit yang ringan. Begitu ringan malah. Maka kali ini aku akan mencoba menggungkit penyakit yang lebih membahayakan. Beserta dengan dampak dan efeknya. Nah, berbicara tentang penyakit. Sekecil apapun penyakit itu, seringan apapun penyakit tersebut. Tetap saja tak akan memilih untuk mengalaminya. Termasuk penyakit yang ku ungkit kemarin, pilek dan batuk. Karena penyakit yang ringan pun tetap saja memberikan efek yang tidak menyenangkan. Maka dari itu, tak ada yang mau dikasih penyakit walaupun ringan. Tepatlah sudah pepatah tentang menjaga lebih baik dari mengobati.
---------------
   Bersyukur atas kenikmatan berupa sehat itu seharusnya tak ada henti hentinya. Bagaimana tidak, sehat tak ternilai harganya kan. Bahkan ada yang mau menukar harta terbanyaknya untuk sebuah kesehatan, kesembuhan atas penyakit. Karena sehat pangkal dari semuanya. Apa artinya uang, apa artinya kekayaan, apa artinya harta, apa artinya tahta, kedudukan, tanpa adanya kesehatan. Nikmat terindah adalah nikmat kesehatan (wah jadi kayak lagi pidato. Garing banget)
--------------
   Ya, kesehatan artinya bebas dari penyakit – penyakit. Tau gak sih, penyakit apa yang paling bahaya? Apakah penyakit yang paling bahaya adalah penyakit yang tak ada obatnya? Kanker, HIV, Aids, Flu babi, flu burung. Memang itu semua adalah penyakit yang berbahaya. Apalagi ini flu burung flu babi. Selain penyakit bahaya yang belum ditemukan obatnya, penyakit ini juga menunjukan keserakahan manusia. Loh, bagaimana tidak. Manusia memang serakah cuy. Apa apa mau diembat semua. Termasuk penyakit ini nih. Flunya burung, flunya babi juga diambil manusia. Terus entar babinya mau flu apa, burungnya mau pake flunya siapa? Masa iya ada burung dan babi terkena penyakit flu manusia. Kan gak lucu yah?
--------------
   Sebelum dilanjut lagi ke penyakit, perkenankan hamba mengungkit keserakahan manusia. Bukti keserakahn manusia yang lainnya adalah mengumpulkan, menyimpan, mencari. Pernah dengar kisah tentang manusia yang harta kekayaannya tak habis sampai tujuh turunan taaak? Tetapi aku gak mau menceritakannya. Nanti malah jadi tambah jauh ngelanturnya. Ini saja sudah agak jauh kok. Yasudah, kembali kepada bukti keserakahan manusia. Jika dibanding dengan hewan atau binatang yang tak memfungsikan akalnya secara maksimal, pasti manusia kalah jauh. Manusia memang mempunyai akal, hati, dan tentunya disertai nafsu. Begitupun dengan hewan, mereka punya akal walau tak difungsikan secara optimal, mereka punya hati meskipun entah berfungsi untuk merasa atau tidak. Dan yang paling jelas mereka mempunyai nafsu. Manusia memang kalah jauh. Dalam memuaskan nafsunya manusia lebih ambisi. Baik nafsu birahi atau nafsu hasrat untuk memiliki, keinginan, yang tak akan pernah terpenuhi jika di turuti. Iya nggak sih, punya sepeda, ingin motor, punya motor ingin mobil, punya mobil ingin pesawat. Punya satu mau dua, punya dua mau tiga. Dan begitu seterusnya sampai ia dihadapkan barat dan mujur ngalor ngidul nang njero lemah. Tetapi hewan, sejak dari dulu tetap menjalani hari harinya dengan bahagia. Contoh burung, berangkat pagi perut kosong. Berusaha mencari makanan, perut terisi kenyang. Sore pulang ke rumah, dan tidur. Begitupun seterusnya sepanjang hidupnya. Tak pernah lihat burung bawa tas buat tempat makanan untuk besok kan? Nah, belum lagi cacing, mereka tak mungkin mengumpulkan makanan sebanyak banyaknya. Dia hanya berada di dalam tanah, nggak kemana mana kan. Tapi ya tetap dapet rezeki makanan. Hewan punya nafsu tapi tak senafsu manusia. Hewan punya akal, tapi tak seakal manusia. Hewan butuh makan, tapi tak seserakah manusia.
-------------
   Penyakit terbahaya bagi manusia belum sebahaya penyakit yang satu ini. Penyakit terbahaya versi saya adalah penyakit hati. Bagaimana tidak, penyakit fisik tak akan pernah menyebabkan terhalangnya si penderitanya untuk masuk syurga.Namun penyakit hati bisa menyebabkan sang penderita terhalang masuk surga. Syirik, Ria, Dengki, Hasut, Dan jenis jenis penyakit hati yang lainnya sangat bisa membuat sang penderita terhalang masuk surga. Sedangkan penyakit fisik, tak akan ada orang yang gara gara panuan jadi gagal masuk surga, gara gara terkena asam urat jadi diusir dari surga. Nah, inti dan pelajaran yang dapat kita tarik dari tulisanku kali ini adalah : semembahyakan penyakit fisik, lebih berbahaya penyakit hati.
Writed by : Mas Pullunk @ 6 Februari in MI Ma'arif NU 1 Kaliwedi

0 komentar:

Posting Komentar