Harus berapa kali aku katakan,
jika aku tak akan takut hujan. Aku berani bernyanyi dibawah guyuran hujan. Aku
suka hujan, suka banget malah. Sungguh, aku tak takut dengan hujan. Sekalipun
hujan itu datangnya kroyokan. Hujan tetaplah air, hujan tak pernah sombong.
Karena hujan selalu menuju ke tempat yang lebih rendah. Tak seperti api yang
akan selalu naik, dan terus naik. Aku menari bersama hujan. Adaapun jika kau
lihat aku menggigil dibawah guyuran hujan. Ketahuilah, sebenarnya aku hanya
sedang berpura-pura.
Hujan datang tiba-tiba, seketika.
Guntur menggelegar menghabisi pepohonan tinggi. Aku adalah katak yang akan
berloncat loncatan kesana kemari saat hujan mulai turun. Aku adalah ikan lele
di kolam yang akan berenang bebas menuju selokan lalu berenang menyusuri
sungai. Aku adalah jungkat jungkit yang terdiam sepi saat hujan menyirami tubuh
ini. Jangankan dimainkan oleh tawa ceria anak-anak. Anginpun enggan menyapaku.
Aku jungkat jungkit yang mulai karatan dimakan usia. Terlumuri zat yang
terkandung dalam hujan.
Aku berteduh saat hujan mulai
berjatuhan. Berteduh dibawah pohon markisa yang lebat. Daripada hujan, aku
lebih takut dengan ular yang bersembunyi di rimbunnya pohon markisa. Aku tidak
membawa senjata untuk melawan ular, aku juga tidak membawa mantel untuk
berlindung dari hujan. Tapi keyakinanku lebih dari senjata dan mantel.
Keyakinan untuk meloloskan diri dari dalam kolam. Keluar dari zona nyaman,
keluar dari zona bahagia sementara untuk mempersiapkan bahagia yang lebih lama.
Aku adalah ikan lele yang cengeng.
Terimakasih hujan, telah
memberikan kesejukan bagi seorang lele yang kelaparan. Menahan diri di tengah
kesepian. Terimakasih hujan, telah menyisakan genangan di tengah jalan. Jalan
menuju peraduan. Jalan-jalan penghabisan dan pembantaian hrapan-harapan.
Terimakasih hujan, telah menemani katak. Terimakasih hujan, telah memberikan
senyuman senyuman pada tumbuhan. Terimakasih hujan, telah memberi memori daun
pisang. Berlari dan menari di bawah hujan adalah kebahagiaan luar biasa untuk
seorang katak dan seorang lele.
Aku sungguh suka hujan, aku
senang hujan. Aku tak akan takut dengan basahnya hujan. Hanya aku sadar, jika
hujan terus menyiramiku lebih lama lagi. Maka badan akan panas dingin. Demam,
flu, batuk, dan pilek sudah siap menghadang di depan sana. Aku suka hujan, aku
tak takut huja. Yang aku takutkan adalah efek dari hujan. Hujanlah lain hari.
0 komentar:
Posting Komentar