Kadang kita merasa kecewa hari
ini, kita merasa kalah hari ini, kita merasa hidup tak sehebat yang kita
byangkan. Tetapi hidup itu tak harus melulu tentang kebahagiaan. Kita juga
harus ingat, bahwa saat-saat kita merasa kecewa dan kalah sesungguhnya
merupakan saat-saat terkuat kita. Cita-cita adalah bagaimana kita meraih
kebahagiaan. Fahd Djibran : Hidup Berawal
dari Mimpi (2011 : 26)
Bisa dikatakan ini adalah hari
puncak dari perayaan atau selebrasi dari harlah mimanusaka yang ke 52. Setelah
semua rangkaian kegiatan terlaksanakan, kini saatnya siswa siwi mimanusaka
mencoba untuk menuliskan cita – cita, impian, dan harapan mereka. Pagi hari
mereka sudah dikejutkan oleh balon-balon yang berwarna warni, berjumlah sekitar
dua ratusan. Penjual balon sudah standby di madrasah mereka sejak sehabis
shubuh. Dua penjual balon itu tengah sibuk menyiapkan balon helium yang bisa
terbang ke angkasa. Siswa siswa mulai asik dan sibuk mengamati kegiatan dua
penjual balon yang datang tiba-tiba itu. Usai menggelumbungkan balon, dua
penjual itu pergi dan meninggalkan balon warna warni itu di halaman madrasah.
Untuk apa ini?
Waktu menunjukan pukul 08.00 ada
dua polisi datang ke madrasah mereka. Tak lama kemudian disusul oleh dua
tentara yang juga menuju madrasah mereka. Mau ngapain pak polisi dan pak
tentara ke sini. Tak lama menunggu, salah satu guru mereka sudah naik ke atas
panggug. Mereka langsung bersiap di tempat duduk yang telah disediakan di
halaman madrasah. Inilah season motivasi cita-cita. Pembukaan dimulai, dan dua
polisi serta dua tentara sudah duduk di atas panggung. Dengan bergantian
perkenalanpun dimulai. Oh, pak polisi dan tentara mau memberikan motivasi
tentang cita-cita. Tak hanya itu, memberikan wawasan tentang kedisiplinan serta
menjaga keamanan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Pak polisi sudah memberikan
pemahaman tentang cita-cita, bertanya apakah ada diantara kalian yang ingin
jadi seperti bapak. Syaratnya harus disiplin, belajar sungguh sungguh dan terus
berdo’a supaya cita-citanya bisa terwujud. Ditambah lagi dengan pak tentara
yang menginstruksikan lima cara agar cita-cita bisa terwujud. Apapun
cita-citamu jika kamu menjalankan ini, insya Alloh cita-citamu terwujud. Yuh,
perhatikan ya adik-adik. Begitu kata pak tentara yang bertubuh kekar dan tegap
itu. Supaya kamu bisa meraih cita-citamu, maka kamu harus:
1. Serius : Belajar yang serius, jangan main
main, sungguh sungguh.
2. Disiplin : Kamu harur bisa
disiplin dalam semua hal. Berangkat sekolah tepat waktu.
3. Pantang menyerah : Jika
cita-citamu ingin benar-benar terwujud, maka kamu tak boleh menyerah. Jika
gagal maka ulangi lagi. Jika belum berhasil, coba lagi. Dan begitu seterusnya.
Tak boleh pantang menyerah.
4. Belajar : Sebagai siswa,
kewajibanmu adalah belajar, belajar, dan terus beajar. Belajar apa? Apa saja
yang harus dipelajari. Belajaran pelajaran di sekolah, di rumah. Mengaji dengan
rajin.
5. Menghormati orangtua : jika
kamu dirumah, disuruh oleh orangtua jangan mengeluh. Berkata yang sopan, dan
tidak membentak mereka. Kalau disekolah, maka orangtuamu adalah bapak dan ibu
guru. Kamu harus menghormati, mematuhi bapak ibu gurumu. Kerjakan apa yang
diperintahkannya. Jangan membuat gurumu marah.
Jika kamu sudah bisa melakukan
lima hal tersebut, saya jamin kalian bakal jadi orang yang sukses.
Begitulah pesan-pesan yang
disampaikan oleh pak tentara. Tak lupa juga ditambahkan kedisiplinan saat mengikuti
upacara hari senin. Pak tentara mengajarkan sikap siap, sikap hormat, istirahat
di tempat. Kemudian salah satu siswa disuruh untuk maju ke depan, naik ke atas
panggung untuk mempraktekan semua sikap yang telah diajarkan oleh pak tentara.
Mulai dari sikap siap sampai dengan istirahat di tempat. Sebelum diahiri, pak
polisi menambahkna satu pesan lagi. Untuk anak MI belum boleh mengendarai
sepeda motor, jangan suka jail terhadap temannya, tak boleh mencuri, apalagi
berkelahi dengan temannya. Karena kita semua itu bersaudara. Saat pak polisi
sedang menyampaikan pesan-pesan ini. Munculah mobil putih di halaman madrasah,
wah, perhatian siswa siswi sedikit terganggu. Setelah mobil berhenti dan pintu
dibuka. Ouh, itu adalah pak dosen dan beberapa mahasiswanya yang akan
memberikan motivasi cita-cita juga.
Setelah pak polisi dan pek
tentara selesai menyampaikan motivasi cita-cita, kini saatnya pak dosen
memberikan motivasinya. Loh, kok yang naik ke panggung bukan pak dosen. Malah
dua kakak yang mukanya diaksih putih putih kaya bedak, bibirnya merah, dan ada
tompelnya, wah lucu sekali. Mereka berdua adalah kak Hani dan Kak Khotib yang
akan memainkan pantomim tentang cita-cita. Seketika gelak tawa siswa-siwi mulai
bersautan saat kak Hani dan Kak Khotib memulia pentasnya. Selesai, selnjutnya
pak dosen naik ke atas panggung. Perkenalan, dan sudah memulai bercerita
tentang banyak hal. Dari cerita pak dosen, intinya jika kita ingin meraih
cita-cita, kita harus menyelesaikan pendidikan MI, kemudian melanjutkan ke MTs,
lalu MA atau MAN, kemudian baru masuk perguruan tinggi.
Pesan pak dosen yang lebih
penting adalah : jika kamu punya cita-cita maka ceritakanlah cita-cita itu
kepada orangtua kalian. Karena ketika orangtua mendengar dan mengetahui
cita-citamu, secara tidak langsung mereka akan mendoakanmu. Dan setelah cerita
selesai, pesan-pesan dan motivasi cita-cita telah tersampaikan kini saatnya
meneriakan cita cita. Anak-anak, apa cita-cita kalian? Ayo, sebutkan bersama
sama. “aku anak Indonesia, cita-citaku......................” riuh, anak anak
mulai menyebutkan cita-citanya masing-masing. Ada yang ingin jadi polisi,
tentara, guru, dosen, fotografer, pemadam kebakaran dan yang lainnya. Setelah
itu, pak guru membagikan kertas yang sudah dikasih lubang. Dengan mendengarkan
intruksi dari pak dosen, siswa siswi mulai menuliskan cita-cita, harapan dan
impian mereka di kertas yang telah diberikan oleh bapak dan ibu guru tadi.
“Tuliskan cita-citamu, harapanmu, dan mimpimu. Awalilah dengan bismillah, dan
sertai dengan do’a, semoga cita-citamu benar-benar tercapai. Amin”
Setelah semua selesai menuliskan
cita-citanya. Selanjutnya adalah pembagian balon oleh bapak dan ibu guru.
Kertas digantungkan dibalon, lalu diterbangkan bersama-sama ke angkasa. Dengan
antri dan tertib, mereka menanti mendapatkan jatahnya. Dan bagi yang sudah
mendapatkan, mereka langsung menuju lapangan belakang untuk menerbangkannnya ke
angkasa secara bersama-sama. Dan selebrasi ini juga sebagai pertanda harlah
mimanusaka yang 52. Ini menyenangkan sekali, dan tentunya menarik perhatian para
wali murid, dan masyarakat sekitat. Penerbangan balon diawali dengan
penyampaian maksud, tujuan, dan harapan oleh kepala Madrasah Bpk.Ahmad Mualif.
Dilanjutkan dengan penghitungan mundur untuk melepaskan cita-cita mereka
bersama balon menuju angkasa. Bismillahirrohmanirrohim, dengan dilepaskannya
balon-balon kita, semoga cita-cita kita terwujud, madrasah kita semakin jaya.
Tiggaa... Duaaa.. Sattuuuu.. Balonpun dilepas bersama sama. Suasana riuh dan
gaduh mulai terdengar. Ekspresi ceria, bahagia dan gembira terpancar dari
wajah-wajah polos mereka. Tuhan, ini indah sekali. Ini jadi hari yang
berbagahagia bagi kita semua.
Acara penerbangan balon dan
motivasi cita-cita sudah selesai, namum mimpi kita tak akan pernah usai.
Setelah kita melakukan kegiatan tersebut, mari kita gali makna sebuah
cita-cita, makna sebuah mimpi.
Mimpi dan cita-cita adalah
harapan dihari esok, agar lebih cerah dan bahagia. Cita-cita bukanlah tujuan
utama, tetapi tanpa cita-cita hidup kurang bermakna. Cita-cita tak hanya
sebatas profesi belaka. Cita-cita adalah keyakinan, keinginan, dan harapan yang
terpatri dalam hati untuk menyulut semangat menjalani hari hari dalam menggapai
mimpi. Cita-cita bagi seseorang berbeda dengan cita-cita bagi orang lain. Ada
yang mempunyai anggapan bahwa cita-cita adalah suatu harapan yang harus
digapai. Tetapi ada pula yang beranggapan bahwa cita-cita hanyalah mimpi
belaka, yang hanya mimpi sebatas mimpi. Maka, bagi mereka yang meyakini mimpi
dan cita-cita, akan jadi sebuah semangat baru untuk mendapatkannya. Namun bagi
mereka yang menganggapcita-cita hanya mimpi belaka. Maka cita-cita tak memiliki
arti yang bermakna. Hidup begitu-begitu saja. Ibarat air adalah mengikuti
aliran air dari gunung samapai turun ke laut.
Cita-cita memang bukan segalanya,
mimpi hanya sebatas mimpi jika dibiarkan saja. Untuk menaklukan mimpi, butuh
ambisi yang tinggi, dan juga sadar diri. Maksudnya apa ini? Kalau membuat
cita-cita ya yang realistis dong. Masaiya orang ndesa macam saya ini membuat
cita-cita jadi astronot. Kalau sekarang saya guru, maka buatlah cita-cita jadi
dosen. Kalau sekarang saya kuli, bercita-citalah menjadi mandor. Kalau sekarang
saya adalah tukang becak, bercita citalah jadi juragan becak. Saya pikir ini
cita-cita yang realistis. Namun jangan sampai ini dijejalkan pada anak secara
mentah-mentah. Biarkanlah anak anak bermimpi, bercita-cita sesuai apa yang dia
mau. Karena tugas orangtua, tugas guru adalah mendoakan serta mengantarkannya.
Inilah kira-kira pemahaman tentang mimpi dan cita-cita.
Dan kenapa kita harus punya
cita-cita. Karena kita hidup itu butuh arah, ibarat dalam hidup, kita mau
membuat rumah, maka kita harus mempunyai desain atau gambar dasar rumah itu.
Entah nanti hasilnya sama atau tidak, yang penting kita sudah mempunyai
gambaran. Tukang jait sebelum membuat baju juga butuh ukuran, gambar, dan
angan-angan kan. Ya kira kira begitulah pemahaman dasar tentang cita-cita. Kita
buat alur perjalanan hidup di masa mendatang. Membuat rancangan kehidupan di
masa depan. Kita butuh cita-cita supaya hidup kita lebih terarah. Kalau
cita-cita kita sudah tercapai berarti sudah selesai pencarian hidup kita?
Tinggal menunggu mati? Ya tidak juga, saat satu cita-cita terpenuhi maka muncul
lagi cita-cita yang lain. Kembalikan lagi pada sifat manusia yang tak pernah merasa
puas dengan apa yang telah didapatkannya. Dikasih satu minta dua, dikasih dua
minta empat. Dan begitupun seterusnya sampai mereka masuk ke dalam liang lahat.
Gambaran cita-cita secara umum
adalah gambaran tentang profesi, pekerjaan di masa depan. Namun bagi umat
islam, cita-cita tertinggi adalah Ridho Alloh. Apapun profesimu, bagaimanapun
keadaanmu di masa depan. Selama kamu terus mencari ridho Alloh, maka hidupmu
akan bahagia. Mengeluh secukupnya, bersedih sewajarnya, dan bersyukur sebanyak
banyaknya.
Kaliwedi, 14 Februari 2017
@Faiz ahsan riyadi






0 komentar:
Posting Komentar