Jum’at, 05 Mei 2017
Kali ini kami mencanangkan aksi kami yang ketiga. Aksi nyata dalam
kegiatan penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan wujud Turba (Turun ke
Bawah). Menyambagi lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, baik itu PAUD dan
KB ataupun TK di desa Kaliwedi dan sekitarnya. Kali ini tempat turba kita jatuh
di TK Muslimat NU 104 grumbul Ngasinan, desa Kaliwedi.
Sebenarnya pada perjalanan kami
kali ini sungguh tidak ada yang spesial sama sekali. Tetapi tenanglah sebentar
kawan, oleh pembual macam pungguk yang merindukan rembulan ini, semua bisa
diatur. Yang tak indah bisa diindah-indahkan, yang tak spesial bisa
dispesial-spesialkan. Tinggal poles sedikit saja langsung mengkilap. Yuk kita
polas poles kanan kiri biar kelihatan sedikit mengkilap dan terkesan mahal. Bukankah
itu yang sering dilakukan oleh orang-orang, bukankah begitu cara untuk mencapai
pencitraan untuk maqom tertinggi?
Cerita hari ini dimulai dengan
ketererlambatan kami selama setengah jam. Bukan, di negeri ini sebuah
keterlambatan bukan masalah yang fatal. Kali ini kami memulai permainan pertama
di pukul 08.30 wib. Karena komunikasi yang sedikit meleset dari kesepakatan
awal, karena kalian pasti tahu, yang dadakan itu lebih anget dan lebih enak. Itupun
yang menjadi visi, misi, dan tujuan dari penjual tahu bulat yang tak kotak itu.Digoreng,
dadakan, di mobil, anget - anget, limaratusan, monggo. Sehingga aksi kita kali
ini pun tak jauh berbeda dengan aksi penjual tahu bulat yang menjanjakan
tahunya kepada adek-adek yang ada di tepian jalan. Yuk dek dibeli tahunya, yang
dadakan yang anget yang murah.
Berada disini rasanya seperti di
rumah sendiri, semua terkondisi dengan baik tanpa terjadi berbagai perdebatan,
kesalahpahaman, atau apapun yang tak diinginkan. Layaknya air, maka pertemuan
hari ini adalah semisal air jernih yang baru saja keluar dari mata airnya,
mengalir deras mengikuti arus ketenangan yang menghanyutkan.
Tak ada rencana yang berpindah
dari garis edarnya masing-masing. Semua berjalan dengan mulus, lancar, dan
hanya sedikit kendala tak berarti, selebihnya oke punya dah. Sambil kedua
temanku berbasa-basi memulai dengan pembukaan yang asik, bolehlah kedua anak
kami yang akan perform ku bawa bersembunyi, dan mendapat sedikit polesan di
wajahnya. Ini belajar dari pengalaman, biar simple dan tidak ribet, sambil
menyelam minum es jeruk dan es susu coklat kental manis. Selesai permainan bola
talang yang diikuti oleh anak-anak dengan sangat antusias, kami berinisiatif
untuk istirahat terlebih dahulu. Baru
setelah keringat kering, maka kita mulai lagi aksi-aksi yang selanjutnya.
Pementasan pantomim, nonton bareng, story telling, pembagian hadiah, penutupan,
dan do’a pulang.
Pelajaran hari ini, anak-anak
disini tampak lebih tenang, tak terlalu energik, tak terlalu gumunan. Mungkin
mereka sudah terbiasa dengan yang seperti ini, atau justru mereka sudah sangat
mafhum dengan apa yang kami sampaikan, bahkan sudah sangat hafal dengan tujuan
kedatangan kami. Karena memeng anak-anak terbanyak yang akan menjadi peserta
didik kami yang selanjutnya memang berasal dari sini. Pantaslah, jika semuanya
berjalan dengan normal dan lancar, tentunya juga sangat menyenangkan. Anak-anak
tertawa puas, orangtua/wali murid berulangkali menengok dan sedikit kepo dengan
apa yang sedang kami lakukan. Itu sudah mencapai target kita, perkara keputusan
itu urusan mereka dengan tuhannya. Guru-guru mereka juga tampak bahagia, karena
mungkin tidak setahun sekali mereka bisa menyelesaikan hari-hari yang
semenyenangkan hari ini.



0 komentar:
Posting Komentar