Get me outta here!

Minggu, 14 Mei 2017

Gunakan Bahagiamu Sebelum Datang Sedihmu



Jika kau bertanya tentang organisasi, maka aku jawab dengan pecel. Ya, kenapa harus pecel, karena dalam pecel itu ada berbagai macam kluban dengan tekstur dan cita rasa yang tak sama. Begitupun organisasi, di dalam organisasi terdapat berbagai individu dengan karakter dan cita rasa yang tak sama juga. Namun jika semua kluban disiram dengan bumbu pecel yang terbuat dari kacang  tanah digoreng, ditumbuk habis-habisan, dicampur uyah yang asin, dicampur lagi dengan cabe yang pedes, kadang juga asam yang kecut, maka jadilah pecel. Belum, belum selesai sampai disini, karena karakter pecel yang khas adalah ditum (diwadaih pake daun pisang dengan cara ditunyuk pake biting (sada lancip) dengan bentuk yang sedemikian nyeni). 

Inilah organisasi kawan, tak ada organisasi jika satu sama lain saling kuat kuatan otot, kuat kuatan mahluk piaraan bernama ego. Organisasi tak asik jika orang-orangnya lurus semua, orangnya geser semua, orangnya spaneng semua, orangnya wagu semua. Satu sama lain saling melengkapi laksana kluban godhong gandul dan grandel yang pahit, melengkapi kluban godhong boled yang buket, daun so’ yang pesing, kangkung yang loyo dan lemes tapi kaya akan serat. Semuanya bersatu padu menjadi satu dalam perbedaan, tak hanya bersatu saja, namun juga rela mendapatkan siraman rohani dari ramuan bumbu pecel itu. Bumbu yang akan menjadikan sosok kangkung dan teman temannya lebih nikmat jika dimakan bersama-sama dibawah siraman kentalnya bumbu kacang. Uhh, yummy, pecel memang yummy, yang suka pedes tambahkan cabe secara berlebih, yang suaka asam tambahkan asam jawa secukupnya, yang suka pait tambahkan pare, yang suka asin sampai kasinen mungkin sedang kepingin nambah garam (apa hubungannya asin sama kepingin kawin). Yang suka marah-marah, teruslah memarahi siapapun setelah memarahi diri sendiri, yang suka manis liatin aku saja biar tambah kecut, bahkan pahit.

Realita organisasi tak semanis es teh manis di warung pojok itu, tak lebih manis dari senyuman dalam mimpi indahmu. Organisasi itu pahit, lebih pahit dari obat yang menyembuhkan diri dari luka egoisme. Organisasi itu pisau untuk menyayat hati dan tanganmu agar meneteskan darahserta air mata pengorbanan, koraban perasaan. Larilah dari organisasi jika tak mau disiram kacang yang ditumbuk puluhankali. Untuk apa berorganisasi jika tak mendapatkan manfaat dari organisasi itu sendiri. Carilah sebanyak banyaknya dari organisasi semampu tangan meraihnya, semuat saku menampungnya. Bukan, bukan apa yang kita cari, tetapi apa yang bisa kita beri, itulah makna yang lebih mendalam dari sebuah oragnisai, wabil khusus organisasi kita ini.

Berjalanpun boleh semaumu, asal tak menghalangi jalan bagi yang dibelakangmu dan tidak menghambat bagi yang didepanmu. Karena kita berjalan dengan kaki kita masing-masing, tak pernah kita saling tukar kaki untuk merasakan sensasi berjalan dengan kaki yang tertukar. Berjalan terseok bersama di kegelapan yang semakin menyiksa mata batin dan mata hati (emang hati juga punya mata yah). Kita mampu berjalan sekencang kencangnya meninggalkan siapapun yang sama sekali tak menguntungkan kita, namun bukan itu yang diajarkan organisasi kita kan. Kita berjalan beriringan pada satu garis yang sama, menunggu dengan sabar jika yang didepan kesulitan, menanti dengan sabar jika yang dibelakang ketinggalan. Itu akan kita lakukan hanya untuk satu kata kebersamaan, kekompakan dan keindahan.

Seperti hari ini, dipagi yang cerah nan indah. Burung berkicau dengan merdu, angin sepoi berhembus dan berbisik mesra di telinga kita. Menyanyikan lagu tesyahdu yang pernah kita dengar. Cahaya mentari bersinar begitu mesra, membelai kulit kita dengan kehangatan. Rumput rumput hijau, tetumbuhan menari riang meyambut kedatangan sekawanan anak manusia yang sedang berbunga-bunga hatinya. Bahagia karena rasa cinta yang tak terkira, cinta pada dirinya, cinta pada teman-temannya, cinta pada ikatannya, cinta pada alamnya. Anak manusia yang hanya punya kata bahagia dalam kamus perjalanannya. Hari ini adalah hari bahagia untuk kita semua, melepas tawa yang nyata, melepas penat yang berkecamuk dalam hati. Menangkap pesona keindahan surgawi, menangkap berjuta energi positive yang kita jumpai. Berjalan beriringan di atas satu garis yang sama, di atas satu garis perjuangan yang sama, garis keikhlasan yang tak berbeda, pematang sawah penuh dengan petuah barokah dari para petani penyemai benih padi. Hari inipun alam tersenyum bahagia melihat kita yang penuh ceria, dan kita dan alam dan semua ikut berbahagia bersama.

0 komentar:

Posting Komentar