Bukan perkara mudah susah, ini
tentang perkara yang tak perlu diungkit-ungkit lagi. Tentang rasa yang tak
seharusnya dirasa, tentang prinsip yang seharusnya semakin hari semakin sip.
Tak perlu berfikir panjang kali lebar untuk menentukan langkah ini. Haluan yang
memukulku ke berbagai arah harus kutepis sampai aku terkapar tak berdaya. Aku
kalah dan aku tersungkur di tebing setinggi harapanmu pada angin yang semakin
bergemuruh. Lemah, adalah hak semua insan yang tak kamil yang selalu pasrah saat dicoba dan digoda dengan rayuan maut
zulaikha.
Ini lebih mirip tentang
kebengisan menye-menyenya cinta yang durja, cinta ngehek yang semakin meranum
saat ditangkis oleh kedua tangan. Ini hukum alam, sesuatu terasa semakin indah
jika tak berpihak kepada kita, nah inilah cikal bakalnya iri dan dengki.
Begitupun dengan mantan, semakin ditinggalkan semakin menggiurkan. Tapi apalah
arti sebuah mantan, hanya gelar untuk orang yang salah jalan. Tersesat dan
singgah untuk sementara waktu di hati yang tengah gundah ditambah gulana. Jadi,
tak perlu mengenang mantan, karena mantan bukanlah pahlawan yang harus
dikenang. Dan tak ada mantan pahlawan, yang ada hanyalah mantannya pahlawan.
uh, apa sih kiye?
Dalam pencarian ditengah
penantian yang semakin melelahkan, kutemukan hukum keadaan. Ada dua hal yang
jika ditinggalkan akan semakin indah. Satu sekolahan, dua mantan.
Seperti kebanyakan yang kita tahu
tanpa bulat, sekolah tempat dulu kita menempa diri, menuntut ilmu yang tak
seharusnya dituntut karena memang ilmu tak bersalah. Kini setelah kita
tinggalkan, jadi semakin maju, fasilitas semakin lengkap, kegiatan semakin
banyak dan menarik. Padahal dulu mah biasa biasa aja tuh. Begitupun dengan
mantan, jika dulu semua yang ada padanya sangat didamba dambakan (pas pedekate
tuh ya) pas deket deketnya semua terasa biasa saja, tak ada yang sitimewa.
Namun setelah kita putus, iya aku yang memutuskannya. Memutuskan untuk menerima
dia memutuskanku. Semua berubah menjadi lebih indah, seperti ada radiasi
keharuman semerbak yang memancar dari setiap tatapannya. Dan saat kita sudah
nyaman dan mapan tanpa godaan, tiba tiba mantan nanyain keadaan. Ah, ini yang
menyulitkan proses permove onan ternyata.
Bukan, bukan anti pacaran dan
bukan pendamba cinta yang menye-menye. Yang ditengah tengah saja, karena
katanya sebaik baik perkara adalah yang ditengah – tengah. Bersosialisasi
tentang haramkan dunia pacaran yang menjadi trend bagi para remaja nanti dikira
sok suci, padahal sih aku suci terus yah, kapan aku datang bulan? Emangnya eke
cowo apapun. Hihh.. gigu.
Menyanjung nyanjung cinta dan
wanita dikira plagiat dan penikmat dosa. Sudahlah, persetan apa dengan
penilaian kebenaran. Karena yakinkan saja bahwa kebenaran itu ada tiga. Satu
kebenaran menurut diri sendiri, dua kebenaran menurut sosial norma dan agama,
tiga kebenaran yang hakiki kebenaran yang sejati. Terkait prespektif kebenaran
itu sendiri bodo amat, amat aja gak bodo kok.
Cinta dan pacaran itu beda, beda
jauh. Cinta dan ketertarikan juga beda, beda agak jauh. Asal tak bisa
membedakannya maka senewenlah hasilnya.
Pacaran itu saat dua insan saling
tertarik saling suka kemudian bermain bersama setan di sepi sepian. Nah sebelum
kita gali lebih dalam. Setan itu jangan dikira hanya makhluk astral yang tak
kasat mata dan sukanya nakut nakutin yah. Setan juga bisa berasal dari ukhti
solekhah yang bersolek indah dihadapanku dengan belaian angin yang berkesiur
mesra. Setan juga bisa berasal dari dalam bisikan hati yang tertlak berulang
kali oleh nurani namun memenangi pertandingan dalam hati. Setan juga saat ada
dua cewe cowo bukan muhrim bermesraan maka obat nyamuk adalah setan. Eh, tau
kan kata obat nyamuk?. Setan itu adalah perlambang perwatakan manusiayang tak
terlihat bahkan oleh sang pemilik watak itu sendiri. Setan berasal dari dua
jenis makhluk, minal jinnati wannas, berasal dari jin dan manusia.
Sedangkan yang namanya sepi juga
tak harus di kuburan kan, di pasar juga bisa merasa sepi, di alun alun juga
bisa merasa sepi, telinga juga bisa sepi jika diundang adzan berulang kali tak
mendengar, waktu diundang dosen langsung datang, apa perlu dosen yang adzan.
Sepi itu definisi dari hampa, kosong, kosong adalah isi, isi adalah kosong,
biksu tong. Kadang juga sering merasa juga kan, merasa sepi di tengah keramaian
dan merasa hingar bingar ditengah keheningan. Termasuk di keramaian asal tak
ada yang mengganggu kalin berdua, itu namanya juga sepi. Saat ada di jalan di
atas motor, itu juga sepi.
Ketertarikan itu ya asal lihat
cewe cantik baik berhijab atau anak bupati (buka paha tinggi tinggi) asal saat
pertama kali melihatnya dan berkata, wah cantiknyahh. Tertarik tak harus cinta
kan, contohnya saja saat lewat di pasar, melihat suatu barang,lalu tertarik dan
mendekat. Uiiihh, tasnya lucu yah, sejak kapan ada tas lucu, nglawak yah tuh
tas kok bisa lucu. Kemudian dilihatinya tas itu dekat dekat, dilirik sana lirik
sini detail detail, dipegangnya, ahh jangan, lalu bertanya pada pembelinya, ah
mahal. Lalu tak jadi beli, tak punya uang. Berarti tertarik tak harus beli kan?
Tertarik bukan berati cinta kan. Nah, omong kosong apa cinta pada pandang
pertama.
Jadi, sekalipun kau pendamba
cinta dan wanita, bukan berarti harus lebay dalam memaknai pacaran. Lakukan
apapun semaumu, asal satu, jangan merugikan siapapun. Kamu pacaran ,kamu jebol
benteng pertahanan, itu namanya juga merugikan kan. Kamu tidak pacaran lalu
kamu curi curi pandang, kamu tertarik lalu kamu simpan dalam dalam desiran
darah saat melihatnya, kau tuliskan dalam sajak sajak indah bermajas metafora
hiperbola. Inikah yang namanya cinta dalam diam, ini tak alay ini tak lebay dan
inilah keindahan. Sudah, jangan salahkan jangan tuduh jangan sindir dan jangan
apapun, termasuk jangan emi dan jangan kering ditambah endog, jadilah sega
brekat tahlilan yang nikmat. Kita berbuat karena memang harus berbuat, bukan karena
siapapun dan bukan karena apapun. Kita yang berbuat, orang lain yang menilai
dan Tuhan yang menentukan.
0 komentar:
Posting Komentar