Dalam pencarian yang melelahkan
ini. Aku benar benar lelah. Aku memilih untuk tidur lagi setelah sholat shubuh.
Di hari sabtu yang seharusnya penuh bahagia ini aku ternyata lebih memilih
untuk tidur lagi setelah melaksanakan kewajiban sholat shubuh. Ya, tentunya
dengan sholat shubuh versi dhuha. Hanya saja menggunakan qunut. Ah, ya. Kamu
kan yang belum hafal qunut. Yang katanya mau jadi calon istri yang sholehah.
Bukan, aku bahkan sedang tidak merindukan istri sholehah. Aku mungkin tak
pantas untuk istri sholehah macam mu itu. Makannya aku lagi mencoba dan terus
mencoba untuk jadi lebih baik. Dengan apa hah? Dengan tidur di pagi hari? Dan lagi lagi aku tidur di pagi yang indah
ini. Tidur ditengah kicauan burung yang begitu merdu. Aku sedang tertidur di
hangatnya sinar mentari yang begitu ramah. Aku bahkan lebih memilih tidur di
waktu yang seindah ini. Saat, semua orang gugup menyiapkan hari ini. Aku
menyiapkan dengan tidur. Indah sekali, aku tertidur di atas sajadah ini.
Kemudian dengan ayam ayammu? Iya,
bagaimana? Mereka bahkan bangun saat cahaya matahari mulai bersinar. Mereka
bernyanyi riang. Melantunkan pujian pujian kepada Tuhan mereka. Memanjatkan
do’a do’a supaya hari ini nasib baik menghampiri. Mereka merapal mantra untuk
mendatangkan rezeki mereka. Makannya kalau aku bangun kesiangan maka rejekinya
di patok ayam. Sebenarnya itulah rejeki ayam yang telah dia tarik dengan
rapalan mantra. Bukan rejekimu yang dipatok oleh ayam. Terlalu su’udzon sih
kamu. Nah, sedangkan aku? Aku kan tidak bangun kesiangan.
Akupun bermimpi sedang tidur
lagi, dan dalam tidur itu aku mimpi sedang berada di atas sajadah. Aku duduk
bersila, lalu memejamkan mata dan tak sadarkan diri. Aku berkeliling menuju
seluruh penjuru dunia yang belum pernah ku kunjungi. Aku menuju hutan rimba
yang tak tau rimbanya entah dimana. Tapi aku yakin aku tak akan tersesat
meskipun aku tak tau arah jalan pulang. Aku tak akan tersesat walau aku tak
punya android keren yang ada gps.nya. Aku hanya punya keyakinan bahwa aku tak
akan tersesat. Itulah modal yang aku bawa untuk berkeliling dunia. Ya iyalah.
Mana sempat bawa apa apa. Tak sempat mempersiapkannya, kan aku sedang tidur
waktu aku berangkat berpetualang. Ya hanya sajadah inilah yang menemaniku
berkelana sejauh ini.
Benar sekali, aku tak tersesat
dan aku benar benar melanjutkan perjalanan menuju temapat tempat indah lainnya.
Aku melihat bongkahan kenangan yang begitu besar. Di sampingnya ada danau
kenangan yang airnya jernih namun hijau. Dan aku terkejut saat melihat ada juga
berbagai kenangan silih berganti beterbangan di atas kepalaku. Aku sedang
bernostalgia menuju dunia kenangan. Ah, banyak genangan di sana sini. Banyak
juga cairan putih perasan air kelapa. Apaitu namanya, ah ya santan. Oh santan,
datanglah lain hari. Hari ini bukan hari santan sedunia. Melainkan hari yang
mengasyikan untuk berkeliling dunia. Aku akan berkeliling
dunia meninggalkan semua huru haranya. Semoga dapat banyak pengalaman yang
berharga.
Bacaan qunut :
0 komentar:
Posting Komentar