Get me outta here!

Jumat, 14 April 2017

Out of the box versi petani

Senja keemasan layaknya bulir - bulir padi siap panen. Dengan leluasa kumencoba menghirup udara ditepian sungai kehidupan. Tanpa alas kaki tanpa tujuan lebih terperinci. Kuayunkan langkah dengan perlahan, menjamah inci demi inci tanah harum warisan bumi pertiwi. Aku bertemu lalu berjumpa dan bertegur sapa dengan dua sosok petani di pematang sawah. Petani cewe dan cowo duduk berdampingan. Mungkin mereka sengaja membuatku iri dengan kemesraan mereka. 

Yang cowo namanya pak din, dan yang cewe namanya bu sur. Ah, dari namanya aku bisa menyimpulkan bahwa mereka sepasang selingkuhan. Kabur setelah berhasil mencuri senja dan mereka menikmatinya berdua saja. Berdasarkan analisa sederhana yang kuterka, pak din itu sudah punya istri, namanya bu din. Sepertinya mereka pengantin baru. Tetapi entah kenapa pak din memutuskan untuk menghianati bu din. Apakah karena perjodohan yang terkutuk, atau karena pak din telah mengetahui bahwa kentut bu din ternyata baunya bisa membuat seluruh warga satu erte klenger. Alasan yang sangat klise. 

Sedang kan selingkuhannya, bu sur sebenarnya juga sudah punya laki yang bernama pak nah. Bahkan menurut informasi dari kabar yang dibawa oleh burung, mereka sudah punya anak yang bernama anak panah. Entah apa alasan bu sur memilih pak din. Sepertinya aku tak ingin tahu lebih jauh. Aku mencoba mengusik ketenangan mereka berdua. 

Aku menyapa dan mulai bertanya dengan pertanyaan yang tak mainstream. Jika kebanyakan basa basi pertanyaan dan sapaan adalah "monggo pak " atau "punten bu" atau "arep ming ndi lik" dan sejenisnya. Maka aku menyapa mereka dengan pertanyaan yang lebih berkelas. "Selamat senja om, tante, apakah yang hendak kalian lakukan di sini". Demi mendengar pertanyaanku itu, mereka ber ah dan eh kebingungan. Belum selesai dalam bingungnya aku kembali bertanya pada mereka. "Tahukah kalian akan makna out of the box, aku sering mendengarnya tapi tak tau maknanya " .

Tetapi mereka hanya diam mematung seribu bahasa. Tak mengeluarkan setitik dan sekoma kalimatpun. Karena lama menunggu jawaban mereka yang tak kunjung keluar. Aku pulang kecewa setelah adzan isya. Aku berkesiur berjalan di tengah kegelapan, pulang. Aku bertanya pada diri sendiri. Apa itu out of the box. Definisi, pengertian secara harfiah, secara istilah, bahasa, terminologi, epistimologi. Tapi tak kunjung kudapati. 

Out dalam permainan sepak bola setauku itu keluar, of itu mati, kayak di tombol on of, dan box itu nasi box atau nasi kotak. Jadi apa donk, mati keluar kotak. Sampai terbawa mimpi, aku mendapatkan wangsit lewat mimpi tentang penjelasan out of the box. Aku berada pada posisi saat harga cabe mahal, tapi kok tak ada yang membicarakan harga cabe cabean ikut mahal atau tetap murah. Kemudian beralih pada situasi saat maraknya penculikan anak-anak yang kian ramai. 
 
Tetapi juga tak ada yang menyinggung tentang penculikan miyabi, atau penculikan munir, penculikan soekarno hatta. Aku tak pernah menculik siapapun dan apapun, jangankan menculik miyabi yang aduhai, menculik anak katak yang hanyut di selokan pun aku tak tega. Aku hanya menculik diriku sendiri, tapi aku bingung mau minta tebusan sama siapa. Lalu apa yang dapat aku manfaatkan dari penculikan ini, dan kepada siapa akan kukembalikan. Lalu aku tersesat setelah menculik diriku sendiri. Aku belum bisa pulang, aku masih harus memecahkan kode kode dan mengulur benang merah yang kusut. Maaf merepotkan. Semoga tidak mengganggu.

0 komentar:

Posting Komentar