Get me outta here!

Kamis, 06 April 2017

Jangan Salahkan Siswa, Jika Mereka Enggan Membaca



Tentunya sebagai seorang guru pastilah mempunyai harapan agar siswa – siswinya rajin membaca. Tidak jarang seorang guru memberikan wejangan kepada siswa dan siswinya supaya mereka mempunyai minat yang tinggi untuk menjadi seorang kutubuku.

Kalian harus rajin membaca, karena dengan membaca kalian akan menjadi pintar dan cerdas. Ketahuialah wahai anak-anakku bahwa membaca itu adalah jendala dunia

Ya, membaca termasuk faktor penting yang akan menentukan pola pikir manusia, sehingga kiranya tidak berlebihan jika ada maqolah yang mengatakan bahwa “Kita adalah apa yang kita baca”. Karakter dan kriteria seseorang bisa terlihat dari apa yang sering  ia baca, atau berapa banyak buku yang telah ia baca, atau justru tidak pernah membaca. Ternyata memang banyak sekali manfaat yang diperoleh dari membaca, sampai sampai wahyu yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca. “Iqra’ bismirobbikalladzi kholaq “ bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Ini mengisyaratkan akan sakralnya membaca karena dengan membacalah, pemikiran seorang manusia akan semakin terbuka selebar lebarnya. Tak sebatas lebar daun kelor saja.

Akan tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana mungkin seorang anak mau membaca jika ia tak pernah melihat contoh langsung. Tak pernah berada di lingkungan pembaca. Tak pernah pula mendapatkan motivasi membaca dari siapapun dan kapanpun. Atau bagaimana mungkin mereka mau membaca jika tidak ada buku atau apa saja yang akan mereka baca. Atau sesaat setelah sang guru memberikan petuah yang begitu mulia mereka malah memilih asyik dengan gadgetnya, wathsap mungkin, bbm, instagram, facebook atau apapun yang berbau medsos. Ini ironi sekali dan sekaligus menjadi suatu masalah yang sangat kompleks, dimana semua persoalannya bukan berasal dari dalam diri mereka sendiri. Atau bisa kita katakan penyebab anak tak tertarik dengan membaca karena  faktor eksternal yang begitu berpengaruh terhadap minat baca anak.

Sebagai seorang guru yang sekaligus menjadi orangtua siswa-siswi saat disekolah, tak sepantasnya kita membuat ekspektasi yang begitu indah tentang kemauan anak untuk membuka jendela dunianya supaya lebih luas dengan kegiatan membaca. Jika memang kita benar-benar ingin melihat anak-anak kita ndilek di depan buku sampai lupa makan dan lupa bermain maka kita harus mencontohkannya. Siapa sih yang tidak ingin melihat anak-anaknya tak sempat nonton tivi tak sempat mainan hape, tetapi malah sibuk di depan tumpukan buku-buku yang syarat akan ilmu-ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan? Hanya membayangkannya saja rasanya sudah sangat indah. Mak nyess di hati. Misal “nak, makan dulu yuk jangan membaca terus” atau “nak, sesekali kamu juga harus menyempatkan main bersma teman-temanmu jangan membaca terus kayak gitu “ hahaha.


Jangan berharap anak-anak kita senang membaca jika kita saja lebih senang bermesraan dengan hape atau bergurau dengan tivi. Maka bisa dipastikan anak-anak akan melakukan apa yang dilakukan oleh orangtua mereka. Karena pepatah lama sepertinya tak salah jika mengatakan

“buah jatuh tak jauh dari pohonnya , guru kencing berdiri murid kencing berlari”

Pemecahan yang harus dicapai untuk menjadikan anak-anak gemar membaca adalah dengan kita memberi contoh untuk mereka. Berikan tontonan buat mereka, tontonan ayah dan ibunya yang suka membaca, tontonan bapak dan ibu gurunya yang gemar membaca. Dengan adanya tontonan ini selanjutnya anak akan menjadikan tontonan jadi tuntunan. Tentunya ini juga tuntunan yang sangat benar dan sekali-kali tak menyesatkan. Ketimbang tontonan dari apa yang ada dalam televisi atau dunia maya.

Selain memberikan tontonan hal yang lebih penting adalah menyediakan bahan bacaan untuk anak-anak kita. Tentunya bacaan yang sesuai dengan dunianya, sesuai dengan usianya. Maka ciptakan lingkungan yang nyaman untuk membaca. Sepertinya akan jadi lebih indah jika kita membaca buku atau majalah yang kita gemari, sedangkan anak-anak kita berada disamping kita sambil ikut aktif membaca. Luar biasa sekali. Lagi-lagi ini masih hanya sebatas mimpi yah nak.

0 komentar:

Posting Komentar