Beserahlah sepenuhnya, menangislah
sejadi jadinya, dan rasakan sensasinya. Sesuatu itu kan katanya akan indah pada
waktunya. Antara percaya tak percaya, setuju dan tak setuju.
Mana ada sesuatu yang indah pada
waktunya. Kalau mau sesuatu yang indah, kejar doong. Jangan diam ditempat dan
berpangku tangan gituu. Dunia yang luar biasa itu dimiliki oleh orang orang
yang mau berusaha keras. Bukan untuk orang orang yang hanya pasrah dan pasrah
sepenuhnya. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mau
mengubahnya. Ah, begitu kira kira pepatah agama yang sering ku dengar.
Kalau begini berarti apa fungsinya
takdir?
Lalu, harusnya bagaimana dong?
Percaya sepenuhnya terhadap takdir. Kita berdoa saja sama yang membuat hidup,
kita pasrahkan sepenuhnya pada-Nya. Kita tak ubahnya seperti wayang yang
diamainkan oleh dalang. Artis yang diatur perannya oleh sutradara. Pasrah saja,
nanti kalau waktunya bahagia juga bahagia. Nanti, kalau waktunya kenyang juga
kenyang. Kita ini kan wayang, jadi terserah dalang mau memainkannya bagaimana.
Kita kan artis, terserah sutradara mau memberi kita peran apa. Kita tinggal
menjalaninya tanpa harus berjuang keras.
Tapi sayangnya, kita tak bisa
memesan skrip yang kita inginkan kepada sutradara. Ini kehidupan, ini bukan
panggung sandiwara. Kita berperan jadi orang baik? Kita berperan jadi orang
durjana? Apakah itu mau kita? Bisa jadi. Jadi dalangpun manut sama wayangnya,
sutradara manut sama aktor dan aktrisnya. Gimana? Sudah cukup bingung?
Harusnya
bagaimana kita dalam menyikapai hidup yang tak lama ini? Apakah kita harus
optimis dengan semua usaha-usaha kita. Omong kosong dengan doa doa? Atau kita
pasrahkan semuanya pada yang membuat skrip. Nah kan bener bener bingung. Lagi
lagi itu adalah persepsi, ini hdup. Hidup adalah pilihan. Live is multiple
choise, pilahan ganda. Berganda ganda malah.
Lantas,
apa yang harus kita lakukan untuk menjalani hidup dengan berbagai pilhan ini?
Up to you laah, bebas. Mau yang percaya dengan seluruh kemampuan. Hidup yang
layak bisa diperoleh dengan usaha? Atau malah justru hidup tinggal dijalani
saja. Kalau memang sudah takdir, nanti juga pasti akan ada waktunya. Kalau kita
ditakdirkan kenyang, tanpa makanpun nanti juga kenyang.
Atau
begini saja. Dalam hal apapun kita percaya dengan usaha usaha kita, lalu kita
pasrahkan apa yang telah kita usahakan itu terhadap sang maha pemberi
keputusan. Bahasa religinya adalah ikhtiyar dan tawakal. Kita usaha semampu dan
sekuat kita. Sepenuh kemampuan kita curahkan, kita beroptimis, lalu pasrahkan
sepenuhnya apa yang telah kita usahakan itu. Antarkan kepada – Nya dengan do’a
do’a atas seluruh kebaikan langit serta kebaikan seluruh alam semesta.
Barokalloh. Puji Tuhan. Tuhan memberkati. Rahayu.
0 komentar:
Posting Komentar