Get me outta here!

Selasa, 14 November 2017

Proses Tak Akan Menghianati Hasil



            Sepenggalan kisah dari perjalanan mengenang masa lalu memang selalu mengajarkan akan berbagai kaidah waktu. Mulai dari sesuatu akan indah pada waktunya. Rinduku pasti akan terbalas. Sampai pada sesuatu semakin diusakan semakin sulit, semakin dibiarkan semakin mudah. Sesuatu yang kukejar semakin menjauh, semakin dibiarkan akan bergerak mendekati. Sama seperti saat kita mencari sesuatu tak kunjung ketemu. Tetapi ketika sama sekali tak lagi dibutuhkan malah justru terlihat dengan jelas, seakan berteriak mencuri perhatian kita. Mula mula aku tak pernah percaya dengan kaidah kaidah beginian. Karena aku telah menemukan makna di beberapa perjalanan. Sehingga aku sedikit demi sedikit mulai percaya.

            Sebenarnya segala sesuatu itu telah ada dalam genggaman tangan kita. Kita saja yang tak menyadarinya. Bahkan kaki kita yang begitu suka bepergian mencari apa yang sebenarnya begitu dekat dengan kita. Percayalah, bahwa sesuatu punya waktu sendiri sendiri. Tak mungkin bisa kita memajukan atau memundurkan walau sedetik. Jika ajal, jodoh, rezeki adalah ketentuan maka itu sudah tertera di buku catatan tuhan. Cuma saja kita diberi kesempatan untuk berusah merubahnya sedikit demi sedikit. Tetapi ketetpan tetap berada di tangan – Nya kita hanya mencoba memohon untuk merubahnya jika itu kurang baik dengan berusaha, berusaha, dan bekerja keras.

            Dan pada dasarnya, permohonan kita itu ada kaitan erat dengan hasil yang tak akan membohongi proses. Permohonan kita adalah kita membuat sebab sebab positif supaya mendapatkan akibat yang positif pula. Sebab akibat adalah hukum benar adanya. Ada sebab pasti ada akibat, ada akibat pasti berwal dari sebab. Semua yang telah terjadi pasti punya tujuan. Aku menanam saham rindu pasti akan terbayarkan di lain waktu. Aku menuai padi yang masih muda. Karena bibitnya terkena hama.

            Benang merahnya adalah : Teruslah melangkah, tanam benih benih kebaikan supaya bisa memanennya di lain waktu. Mengalirlah seperti air yang mengalir. Boleh melawan arus selagi kau mampu. Dan kembalikan bahwa sekuat apapun kamu melawannya, pasti saatnya kau lelah maka kau harus rela mengikuti derasnya arus itu. Dan bermuara di luasnya samudera. Masalalu, kenangan adalah bentuk pelajaran bagi kita. Spion yang terpasang untuk mengawasi apa yang terjadi di belakang. Tapi ingatlah, perjalanan akan terjerembab jika hanya memandang ke belakang terus terusan. Harus fokus melihat jalan di depan. Barangkali banyak lubang yang menghadang. Bahkan banyak lubang yang kita pernah terjatuh karenanya. Jangan menjadi orang bodoh yang terjatuh dua kali di satu lubang yang sama. Karena lubang adalah guru terbaik.


0 komentar:

Posting Komentar