Sebenarnya
segala sesuatu itu telah ada dalam genggaman tangan kita. Kita saja yang tak
menyadarinya. Bahkan kaki kita yang begitu suka bepergian mencari apa yang
sebenarnya begitu dekat dengan kita. Percayalah, bahwa sesuatu punya waktu
sendiri sendiri. Tak mungkin bisa kita memajukan atau memundurkan walau
sedetik. Jika ajal, jodoh, rezeki adalah ketentuan maka itu sudah tertera di
buku catatan tuhan. Cuma saja kita diberi kesempatan untuk berusah merubahnya
sedikit demi sedikit. Tetapi ketetpan tetap berada di tangan – Nya kita hanya
mencoba memohon untuk merubahnya jika itu kurang baik dengan berusaha,
berusaha, dan bekerja keras.
Dan pada
dasarnya, permohonan kita itu ada kaitan erat dengan hasil yang tak akan
membohongi proses. Permohonan kita adalah kita membuat sebab sebab positif
supaya mendapatkan akibat yang positif pula. Sebab akibat adalah hukum benar
adanya. Ada sebab pasti ada akibat, ada akibat pasti berwal dari sebab. Semua
yang telah terjadi pasti punya tujuan. Aku menanam saham rindu pasti akan
terbayarkan di lain waktu. Aku menuai padi yang masih muda. Karena bibitnya
terkena hama.
Benang
merahnya adalah : Teruslah melangkah, tanam benih benih kebaikan supaya bisa
memanennya di lain waktu. Mengalirlah seperti air yang mengalir. Boleh melawan
arus selagi kau mampu. Dan kembalikan bahwa sekuat apapun kamu melawannya,
pasti saatnya kau lelah maka kau harus rela mengikuti derasnya arus itu. Dan
bermuara di luasnya samudera. Masalalu, kenangan adalah bentuk pelajaran bagi
kita. Spion yang terpasang untuk mengawasi apa yang terjadi di belakang. Tapi
ingatlah, perjalanan akan terjerembab jika hanya memandang ke belakang terus
terusan. Harus fokus melihat jalan di depan. Barangkali banyak lubang yang
menghadang. Bahkan banyak lubang yang kita pernah terjatuh karenanya. Jangan
menjadi orang bodoh yang terjatuh dua kali di satu lubang yang sama. Karena
lubang adalah guru terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar