Semoga
anggapanku masih benar dan harus selalu benar. Bahwa makhluk lima huruf bernama
cinta tak akan pernah membosankan untuk dibahas. Membicarakan cinta bisa dikaji
dari berbagai sudut pandang mana saja. Dan aku masih yakin dan akan selalu
yakin bahwa tak ada manusia tanpa cinta. Kaya miskin, cantik jelek, tua muda,
semua butuh dan bersinggungan dengan cinta dalam kesehariannya. Pak tani cinta
sama malika (kedelai hitam yang kami rawat seperti anak sendiri). Rangga cinta
sama Cinta, Cinta cinta sama Uya Kuya, Adam cinta sama Hawa, Romeo cinta sama
Juliet, Radit cinta sama Jani, Rama cinta sama Sinta, dan aku cinta kamu, eaa.
Mungkin sudah
sejak zaman azali Tuhan menciptakan cinta, dzat adam, nuur muhammad, diciptakan
Nya dengan cinta. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam dengan penuh cinta.
Malaikat, jin, syetan, dan iblis dihidupkan Tuhan dengan cinta dan tetap Tuhan
cintai sampai entah kapan akhirnya. Maafkan aku si penghamba cinta yang masih
mengecilkan baginda cinta dengan dua insan manusia yang giceng (Selen, laki
perempuan, jodoh). Cinta tak sekecil itu broh, jauh lebih kecil sampai kau tak
mampu melihatnya karena keterbatasanmu dalam melihatnya. Cinta terlalu lembut menyusup dalam hatimu yang luasnya
lebih luas dari samudra. Cinta yang terlalu besar memenuhi langit dan
menghampar di atas kepalamu yang lebih kecil dari partikel atom dan tak mampu
kau jamah. Tetapi yang tak mampu kau ungkap dan tak mampu kau lihat bukan berarti
tak ada, dia tetap ada, Sang Maha Cinta.
Cinta dua insan
hanya berputar pada hubungan persinggungan fisik dan perasaan. Perasaan tak
mampu diteorikan, perasaan tak bisa tergambarkan dengan kamera tercanggih, tak
mampu divisualkan dalam video HD, rangkaian kata terindahpun tak mampu
menguraikan perasaan. Karena perasaan memang untuk dirasakan, bukan
diaktualisasikan. Maka, perasaan lebih luas dan lebih dalam dari pikiran.
Sehingga sesuatu yang tak masuk akal jangan dimasukan ke akal, tetapi
masukanlah ke hati, untuk dirasa. Oleh karenanya, semua tentang perasaan cinta
terus digali sampai habis tinta di lautan untuk menuliskannya.
Cinta yang aku
ketahui saat aku lulus SMP adalah semacam perasaan deg-deg ser yang timbul
karena lewat dihadapanku seorang gadis berkerudung merah dengan parfum menusuk
hidung dan merasuk ke dalam hati, ciee. Selanjutnya cinta kudefinisikan ulang
sebagai keindahan dalam tatap matanya yang membuatku ingin bertahan lama-lama
di sana. Cinta adalah suara yang kudengar merdu dan selalu bisa mengantarkanku
menuju tidurku yang nyenyak dan pulas. Cinta menemaniku dalam mimpi terindah,
mimpi basah. Lalu cinta berubah menjadi hantu yang menakuti malam gelapku yang
semakin mencekam. Lalu cinta berubah menjadi lagu paling menyedihkan yang
pernah aku dengar. Dan setelah sosok dicinta pergi, cinta menjadi monster
tinggi, besar, membawa bombardir, dan menghantam kepalaku sekali pukul. Cinta
membuat kepalaku jadi pusing, cinta jadi monster besar yang minta kugendong
kemanapun, berat cinta, turun dong jangan manja gitu, njirr.
Seiring
berjalannya waktu, aku semakin mengenal cinta, aku bersahabat dengan cinta.
Kukenal cinta yang cantik, anggun, dan ramah. Cinta dalam istikharoh adalah
cinta yang lebih indah dari cinta manapun, kataku saat itu. Cinta mendekatiku,
dan aku dibuat mati berdiri tak berdaya karena pesonanya. Cinta berhak tumbuh
di mana saja, aku membela cinta waktu itu. Aku mendukung ketulusan cinta,
menjadi orang pertama yang protes jika ada yang bilang cinta itu pembodohan.
Cinta itu bukan pembodohan, cinta bukan racun. Tetapi, cinta datang menamparku,
aku terkejut dan aku njimprak dibuatnya. AH cinta pemarah, cinta sombong, cinta
itu sega ndog, maregi.
Ah, ternyata
cinta itu fleksibel dan prespektif. Semakin didefinisikan semakin sempit saja
maknanya. Cinta itu bukan sekedar rasa, cinta itu bukan pengikat, cinta itu
cinta. Kata-kata terindah tentang cinta adalah omong kosong, cinta adalah
perbuatan. Jadi, bagaimana kamu memandang cinta itu terserah kamu. Dari sudut
mana kamu melihat cinta, itu juga urusanmu. Tetapi karena aku cinta kamu, maka
marilah kita lihat cinta dari sudut yang sama dulu, lalu bertualang melihat
cinta dari sudut yang berbeda. Aku cinta tukang becak, aku cinta tukang parkir,
aku cinta monyet, dan aku cinta semua yang ada di dunia ini. Kalau kamu cinta
siapa? Cinta aku saja ya… pleasee. Cintai aku karena Alloh donk ukh.
0 komentar:
Posting Komentar