Get me outta here!

Jumat, 12 Januari 2018

“ Si Kelinci Nama Kucingku ”


Hari ini kita akan belajar kepada Si Kelinci (nama kucingku).


Si Kelinci itu cewek dengan umur masih sangat belia (baca: seumur jagung). Waktu masih kecil dia sangat unyu, siapa saja ingin menggendong dan memilikinya (kecuali yang phobia sama kucing). Kukasih dia kalung sebagai ungakapan entahku kepadanya. Nah, kukasih makan juga dia pake sesuatu dengan merk universal.


Lambat laun si kelinci tumbuh semakin dewasa, dan kini tumbuh menjadi seekor kucing yang sangat menggiurkan setiap lawan jenis yang lewat di depan rumahnya. Si Kelinci jadi seekor gadis yang sholehah dan cerdas (pantaslah, tidurnya diatas buku buku dan kadang ikut mendengarkan ceramah dan tausiah dari seseorang yang katanya adalah ayahku).


Si Kelinci ahir-ahir ini sering didatangi pemuda kucing dari kediaman tetangga dekat sampi tetangga jauh. Kabar bahwa Si Kelinci mempunyai kecantikan inner beauty telah menyebar dari mulut ke mulut.


Akibatnya, banyak kucing cowo berdatangan kerumahnya. Dan dari sudut pandangku semuanya ganteng-ganteng dan juga macho. Tetapi apa yang terjadi, Si Kelinci tetap mengelak saat didekati oleh cowo manapun. Bahkan jika ada yang mencoba menyentuhnya maka tak segan ia meraung dan mengacungkan cakarnya yang kekutannya tak seberapa itu. 

Si kelinci mempertahankan diri dari kucing manapun. Mungkin ia merasa masih belum pantas untuk membina rumah tangga, atau dia merasa belum ada kucing yang berkualitas untuknya. Atau entahlah, aku tak bisa baca pikiran kucing.


Pelajaran yang dapat kita petik adalah, sekalipun engkau jadi jomblo maka jadilah jomblo yang berkualitas dan bersinegritas serta loyalitas dan tas tas yang lain. 


"mungkin Si Kelinci masih ingin menjadi kaum elite intelek"  hekhekhekk...

0 komentar:

Posting Komentar