Teruntuk sesuatu yang membuatku jadi lebih sesuatu, karena mu aku jadi lebih bersemangat untuk menyesuatukan sesuatu. Karena sesuatumu sungguh sesuatu.
Aku sesuatu padamu sejak saat pertama kali kulihat sesuatumu tanpa kusengaja. Sesuatu itu yang kini membuat hatiku terasa sesuatu saat berjumpa dengan setiap sesuatu.
Inilah sajak sesuatuku untukmu.
Engkau yang imannya mengalahkan dalamnya lautan.
Engkau yang citanya lebih tinggi dari pegunungan.
Engkau yang menunduk ta'dzim dibawah silaunya gemerlap waktu.
Engkau yang selalu menganggap setiap derita sebagai tamasya.
Karena senyummu yang menenangkan itu,
Membuat seribu bunga di Taman kini bermekaran Indah.
Nan mewangi semerbak,
Warna warni menghiasi.
Memanjakan setiap mata memandang.
Ketulusanmu, membuatku ingin berjanji kembali.
mencari lebih banyak lagi.
Untuk agama, anak, dan istri.
Membuat seribu bunga di Taman kini bermekaran Indah.
Nan mewangi semerbak,
Warna warni menghiasi.
Memanjakan setiap mata memandang.
Ketulusanmu, membuatku ingin berjanji kembali.
mencari lebih banyak lagi.
Untuk agama, anak, dan istri.
Selamat 62 wahai nenek ippnu.
Kau kini sudah semakin rapuh.
Tak secantik dulu.
Bahkan 3 tahun lagi kau mencapai batas kelaziman, jika kau tak mendapat bonus tambahan.
Rambutmu hampir semuanya memutih, keriputan dimana mana sudah tak sanggup lagi kau tutupi.
Batuk kini jadi teman akrab hari harimu. Belum lagi enjok, reumatik, dan tamu-tamu lain yang kadang berkunjung padamu sebulan sekali. Bahkan seminggu sekali.
Kau kini sudah semakin rapuh.
Tak secantik dulu.
Bahkan 3 tahun lagi kau mencapai batas kelaziman, jika kau tak mendapat bonus tambahan.
Rambutmu hampir semuanya memutih, keriputan dimana mana sudah tak sanggup lagi kau tutupi.
Batuk kini jadi teman akrab hari harimu. Belum lagi enjok, reumatik, dan tamu-tamu lain yang kadang berkunjung padamu sebulan sekali. Bahkan seminggu sekali.
Langkahmu tak selenggok dulu,
Tatapanmu tak semempesona dulu.
Bahakan kini telah berubah menjadi tatapan iba.
Ini benar-benar hari tua nek,
Lalu siapa yang akan kau tunggu.
Apa yang akan kau banggakan dari anak cucumu.
Bukankah mereka akan saling berebut harta warisanmu yang tak seberapa itu.
Tatapanmu tak semempesona dulu.
Bahakan kini telah berubah menjadi tatapan iba.
Ini benar-benar hari tua nek,
Lalu siapa yang akan kau tunggu.
Apa yang akan kau banggakan dari anak cucumu.
Bukankah mereka akan saling berebut harta warisanmu yang tak seberapa itu.
Menangislah sebelum semua itu benar benar terjadi.
Tersenyumlah jika semua sesuatu yang kau harapkan hanya bisa jadi harapan.
Harapanku, semoga engkau tak pernah menyesal memiliki cucu sepertiku.
Aku yang tak pernah bisa membanggakanmu.
Aku yang hanya akan menambah beban dosa masalalumu.
Tapi aku tak ingin ikut memperebutkan warisanmu yang tak seberapa itu.
Aku hanya ingin menjaga pesan dan wasiat wasiatmu.
Aku akan tetap setia padamu sebagaimana kau setia pada suamimu.
Aku yang tak pernah bisa membanggakanmu.
Aku yang hanya akan menambah beban dosa masalalumu.
Tapi aku tak ingin ikut memperebutkan warisanmu yang tak seberapa itu.
Aku hanya ingin menjaga pesan dan wasiat wasiatmu.
Aku akan tetap setia padamu sebagaimana kau setia pada suamimu.
Aku tetap mencintamu dalam diam.
Do'a terbaik dariku untukmu.
Do'a terbaik dariku untukmu.
0 komentar:
Posting Komentar