Pernahkah kau tanya kenapa skripsiku tak kunjung kumulai. Mungkin ini
karena efek dari guru yang pemalas. Iya, hampir semua guru di sekolah
formal kita adalah guru pemalas. Bagaimana tidak? Coba saja kita
perhatikan lebih detail.
Setiap pagi, murid masuk kelas berdo'a kemudian baru gurunya masuk
kelas. Bukankah ini artinya malas.
Kemudian saat pelajaran. Siswa disuruh menulis, sedangkan guru hanya
mendikte, atau bahkan hanya duduk dan berkeliling. Siapa yang malas?
Guru atau murid.
Saat bel istirahat berbunyi, semua murid keluar kelas untuk
beraktifitas. Ada yang membeli jajan, ada yang kejar-kejaran, ada
yang main bola, ada yang jalan-jalan. Sedangkan guru duduk-duduk di
kantor sambil ngobrol dengan teman guru yang lainnya. Atau bahkan sibuk
dengan hpnya masing-masing. Siapa yang malas? Guru atau murid.
Saat piket kelas, semua murid mendapatkan tugas piket sesuai dengan
jadwalnya. Tetapi guru tak mendapatkan jatah piket. Saat murid sibuk
membersihkan kelas, guru ngapain? Siapa yang malas, guru atau murid.
Kemudian yang lebih menyebalkan lagi. Guru memberikan soal kepada murid.
Lalu murid mengerjakan, guru hanya menunggu murid selesai mengerjakan
soal. Setelah selesai, guru mengoreksi jawaban murid. Kalau ada yang
salah, guru tak segan segan menyoretnya. Guru menyalahkan jawaban murid.
Kenapa tak dibetulkan, padahal kan tau jawaban yang betul. Mikir.
Sudah, tak perlu geram dengan ungkapan-ungakapan ini, jika memang benar
yasudah akui saja. Jika memang tidak benar, ya dibenarkan, kan tau
jawaban yang benar. Jangan terlalu dimasukan ke dalam hati, ini hanya
anekdot belaka. Apa aku suka dengan yang sungguhan, apa aku suka serius,
enggak kan. Lagian juga guru mana sih yang mau dikatain pemalas.
Apalagi yang mengatakan muridnya sendiri. Itu tamparan keras, jarang lah
ada yang mau mendengar pendapat murid jika menyinggung kejelekannya.
Pasti cenderung melakukan pembelaan. Seperti saya ini saat dikatain
murid ini itu dan sebagainya. Hehe.,
Pernah tuh dulu waktu sekolah ngeritik guru ini itu dan sebagainya. Eh,
jawabannya apa. Tak akan memuaskanlah. Mereka guru dan kita murid. Ya
tak level lah beradu argumen dengan murid. Murid harus kalah dengan
guru. Hahaha, dan sekarang aku tau rasanya.
Enjoiy saja, terima kalau
memang itu baik. Beri arahan jika memang tak sesuai dengan yang
seharusnya. Biar murid tak jadi mengkered kaya saya dulu.
Sudahlah, tak perlu diperpanjang.
Intinya adalah belajar. Siswa belajar dari guru, dan guru juga bisa
belajar dari murid. Yasudah itu aja sih keluh kesahku kali ini. Semoga
tidak menganggu ketenangan para guru.
0 komentar:
Posting Komentar