Get me outta here!

Senin, 16 Oktober 2017

Literasi Terkini

Sesungguhnya aku adalah seorang anak kampung yang begitu beruntung. Tetapi saat banyak anak menjadikan gadget sebagi tempat bergantung, aku menjadi bingung. Aku ingin menolak namun tak bisa berontak. Ingin merajuk tetapi malah jadi mengantuk. Aku menjadi pengutuk keadaan, aku mengutuki kegelapan. Semakin kumaki semakin ku tak mengerti. Bertambahlah kebingungan di setiap sudut malamku.

Aku terdiam dan membisu. Seketika kulihat di pojok kamarku, setumpuk buku mengsuik kebisuanku, mengoyak oyak sepiku, melambai lambai minta dibelai. Tetapi malam, membuatku pasrah dan menyerah, ahirnya aku tertidur nyenyak dalam kehausan makna dan kelaparan yang semakin hampa. Pagi, matahari bersinar menerangi. Aku terbangun dari mimpi. Ternyata sungguh telat menyadari akan keadaan ini. Bukankah semua harus dimulai dari diri sendiri? 

Ya, mualilah dari sendiri, bukankah ini jelas sekali. Jika kegelapan semakin menjadi, bukankah harusnya kusesali. Melainkan harus kunyalakan api, nyalakan lilin tuk menerangi diri sendiri juga menerangi semua sisi. Nyalakan api, nyalakan tekad dan semangat di dalam hati. Dan kini, aku jadi seperti ini. Bagaikan gelandangan di kampung sendiri. Aku memulai mimpi dari sini. Ingin suatu saat nanti, yang seperti ini akan jadi kebiasaan yang penuh arti. Membaca, aku menemukan jawabannya. Membaca adalah jawabannya. Membaca untuk kebebasan dan menulis untuk keabadian. 

Memang, mula mula aku sama sekali tidak suka membaca. Bahkan ku kira membaca takan ada manfaatnya, buang buang waktu saja. Harusnya waktu yang untuk berusaha mencapai bahagia malah habis hanya untuk membaca, tak dapat apa apa. Lama lama, aku baru sadar bahwa aku telat dalam menyadari pentingnya membaca. Harusnya sudah sejak lama aku mau membaca. Ahh.. Sekarang, yang ada dalam benaku adalah. Tak pernah ada kata terlambat untuk memulai suatu kebaikan. 

Ini belum terlambat untuk memulai. Aku hanya bisa berharap membaca akan menjadi hobi bagi kita semua. Dan lewat taman baca alakadarnya ini aku menyediakan tempat bagi anak anak dan remaja untuk bersama sama memulai gerakan Indonesia membaca. Lewat diskusi dan berbagai macam agenda yang kadang tak menentu arahnya, aku mengajak para remaja untuk berfikir selangkah lebih maju, menanamkan rasa ingin tahu dan menjadikan membaca adalah tradisi yang seru. 

Ayolah kawanku, kita mulai bersma membuka cakrawala. Membuka wawasan dan pengetahuan. Percayalah bahwa tak akan ada yang sia sia. Kita boleh tinggal di kampung dan jadi anak kampung, tetapi yang terpenting kita tidak menjadi kampungan. Singsingkan lengan tangan dan mulailah suatu gerakan perubahan.

0 komentar:

Posting Komentar