Asmaradana menyenandungkan
indahnya asmara saat melanda, ibarat kata dunia milik kita berdua, yang lain
mah cuma ngontrak aja di dunia kita yah yank. Peduli apa dengan omongan orang
tentang kita, urusan penilaian orang itu nomer kesekian kan!. Yang penting demi
kamu, gunung kan kudaki, lautan akan kusebrangi. Kamu percaya dek dengan omong
kosong abangmu ini? Jangan, jangan percaya. Untuk menguji apakah aku sungguh
sungguh mengucapkan semua itu, undanglah aku datang kerumahmu, suguhkan
secangkir kopi panas untukku. Jika hanya untuk secangkir kopi panas saja masih
kutiupi atau menunggunya dingin, apalagi untuk mendaki gunung tertinggi atau
menyebrangi lautan. Jangan sekali kali kau percayainya, takut syirik,
mempercayai sesuatu selain Tuhan. Jika kau percaya itu hanya pemanis
asmarandana saja, supaya kau lupa dengan pahitnya kopi tanpa gula.
Jangan jauh jauh menanyakan
asmarandana dengan meloncati sinom. Nanti malah
lupa dengan karakter sinom yang akan selalu menganggap apa yang dia suka
maka itulah yang benar. Tak hiraukan seruan orangtua, tau apa orangtua tentang
aku ini yang ngehits dan kekinian, dasar orangtua kampungan dan ketinggalan
jaman, gak up to det. Sinom yang bergejolak amarah dan emosinya, segala yang
berlawanan harus ditumpas habis sampai akar akarnya. Yang berlainan artinya
sesat dan salah, akulah yang paling benar. Sinom yang semangatnya berapi api,
atau api api semangatnya? Ditegur
balas tegur, bertegur sapa, siapa menegur siapa? Dimarahi ikut memarahi.
Didebat balas mendebat. Melakukan pembelaan atas haknya yang merasa terganggu
oleh siapapun. Berbuat tanpa pertimbangan akibat, sinom (si Muda). Maka dengan
latar belakang ini munculah lagu bang Rhoma Ramari Mari yang berjudul Darah
Muda darahnya para remaja. Download dan putar berulang ulang, coba cari makna
dari liriknya. Selamat mencoba.
Karena sesungguhnya bagi seorang
remajalah perkembangan paling signifikan sedang terjadi. Ibarat kapal adalah
masa berlabuh, mula mula berada didaratan (anak-anak) dan harus menyentuh air
lalu berlabuh menuju bahtera luas, sebelum nanti akan mendarat sejenak untuk
berlabuh kembali dengan asisten nahkoda (mbojo yah jo). Perubahan fisik jelas
tak dapat terelakan dari jangkaun pandang manusia normal dan tak normal. Anak
lelaki yang mula mula suaranya cempreng
berubah jadi mega bass versi jazz. Rambut rambut mulai tumbuh di daerah yang
sangat strategis, ah jangan menuju ke yang satu itu. Jenggot dan kumis melambai
lambai ingin diperhatikan lawan jenis. Atau anak perempuan yang mula mula flat jadi bergelombang menciptakan
berbagai gunung dan lembah di berbagai daerah bergairah nan menggairahkan, ahh.
Jadi ingin kudaki gunung tertinggimu dan lembah terdalammu, (kalau yang ini
kamu pasti percaya,tak perlu kau persembahkan gunung dan lembah untuk kucoba,
apakah aku sanggup mendaki, menyebrangi dan mendalaminya) Suara yang biasa
biasa saja jadi mendesah menggoda iman, keimanan terhadap keindahan yang tak
termasuk dalam rukun iman. Apakah yang seperti ini termasuk dalam asusila?. Ini
pelajaran yang tak kau dapatkan di sekolah dan tak pula kau tanyakan pada pak
guru atau bu gurumu kan?
Yang demikian itu dengan sangat
mudah kau lihat tanpa perlu meminjam mata orang lain, cukup kau lihat dengan
mata kepalamu sendiri. Karena memang itu tampak, lain halnya dengan perubahan
kejiwaan yang menurut istilah para orangtua adalah masa labil. Iya, labil itu
maju mundur, enggak maju enggak juga mundur. Maju sambil mundur atau maju
mundur kena. Jiwa kekanak kanakan dibenturkan dengan jiwa kedewasa dewasaan.
Jadi jangan heran kalau remaja kita sukanya buka buka situs yang kedewasa
dewasaan, 17 ples. Yang terpenting bisa sabar dan tahan godaan kan. Sehingga
saat dihadapkan pada satu kasus, posisinya serba bingung. Contoh kasus adalah
saat dihadapkan pada peliknya permasalahan pertemanan. Mau menangis histeris
koh kaya anak anak yang gak dibelikan balon saat ikut kondangan, mau bersikap
dewasa koh ya belum bisa menahan tangis. Lalu, apakah orang dewasa gak boleh
nangis, boleh, boleh banget. Menangis karena bahagia, eaa..
Pada posisi yang pelik inilah
seorang remaja mencari dan terus mencari alur perjalanannya. Mencontoh dan
terus mencontoh, mengamati, baru memodifikasi tingkah laku masyarakat dan
lingkungannya. Ini yang artinya lingkungan sangat menentukan arah jalan seorang
remaja. Kemudian baru akan diterapkannya sendiri apa yang pernah ia lihat dan
rasakan di hari kemudian. Maka, pada masa remaja inilah peran lingkungan
terutama keluarga sangat menentukan. Pola pergaulan dan pertemananpun ikut
andil dalam penentuan ini. Sehingga membentuk lingkungan adalah cara untuk
menanggulangi kenakalan remaja yang paling manjur. Wahai para remaja, dapatkan
sebanyak banyaknya pengalamanmu untuk menjadi pengamalan di saat dewasa kelak.
Ketahuilah bahwa kedewasaan tidak
berbanding lurus denga ketuaan. Karena banyak jiwa-jiwa anak yang bersemayam
pada jasad yang tua. Dan tak sedikit jiwa tua nan dewasa yang terpaksa menetap
pada jasad anak-anak dan remaja. Dan dengan perbihasaku ini akan kuahiri
serangkaian kata yang tak bermakna ini : Tua
itu pilihan dan dewasa itu film. Krik kriik.

